28 September 2018

Game Level 11 #Day8 Fitrah Seksual

MENGGALI PENYEBAB RUSAKNYA FITRAH SEKSUALITAS ANAK Faktor Internal: 1. Membiarkan anak mengakses internet dan media elektonik lainnya tanpa pendampingan. Kemampuan orang tua untuk menyediakan berbagai fasilitas alat komunikasi canggih bagi anak-anak mereka sering kali tidak sepadan dengan kemampuan dan perhatian orang tua dalam memproteksi anak-anak dari potensi negatif yang ditimbulkannya. Bagi sebagian orang tua, kemampuan menyediakan fasilitas komunikasi terkini laiknya smartphone atau gadget justru menjadi ajang pamer sekaligus upaya menunjukkan eksistensi untuk menegaskan kelas sosial-ekonomi mereka sebagai orang tua yang mapan secara ekonomi. Mereka lupa bahwa fasilitas yang diberikan itu tak ubahnya pisau bermata dua (two edges knife), yang tak hanya memudahkan anak-anak mereka mudah bersosialisasi dengan teman sebayanya, tetapi juga berpotensi menikam mereka dari belakang akibat intensitasnya mengeksplorasi isi materi dunia maya yang tidak mendidik. Melalui alat-alat komunikasi super canggih itu, anak-anak akan terjembatani untuk mengeksplorasi persoalan-persoalan sensitif, yang secara materi barangkali tidak tepat atau belum sesuai dengan jenjang umur dan level kedewasaan mereka. 2. Kurangnya peran ayah dan Ibu karena kesibukan masing-masing Mendidik Fitrah Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki Juga bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan. Prinsip 1 : Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun). Prinsip 2 : Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%. Prinsip 3 : Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan. (Santosa, Hary. 2017) Untuk mencapai ketiga prinsip tersebut, dibutuhkan peran aktif ayah dan Ibu dalam mewujudkannya. Pada prinsip pertama misalnya, fitrah seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang. Maksudnya adalah Ayah dan Ibu harus membersamai anak seutuhnya, bukan hanya bersama dengan anak tetapi hati dan pikiran tidak seutuhnya bersama anak, seperti membersamai anak sambil main hape misalnya atau sambil melakukan pekerjaan lainnya. Sedangkan pada prinsip kedua, Ayah berperan memberikan Duplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Feminitas secara seimbang. Bagaimana jika salah satu atau keduanya telah tiada? Maka harus ada pengganti yang sesuai untuk memberikan suplai tersebut agar fitrah seksualitasnya terpenuhi sehingga tidak terjadi penyimpangan social Dan buah dari kedua prinsip tersebut dapat dilihat dari adab mulia mereka nanti kepada pasangannya dan anak keturunannya. Ketika peran keayahan sejati pada anak lelaki dan peran keibuan sejati pada anak perempuan tercapai, maka artinya fitrah seksualitas telah tumbuh dengan baik dan paripurna. Tetapi ketika peran tersebut tidak tercapai, artinya fitrah seksualitasnya tidak terpenuhi dengan baik dari kedua orang tuanya. 3. Inner child orang tua yg belum selesai Inner Child ๐Ÿ‘ถ๐Ÿ‘ง adalah sosok anak kecil yang berada di dalam diri kita (Ego Personality). Inner child ada yang baik dan ada juga yang memang negatif atau trauma. Inner child dalam diri kita sebetulnya bisa bertumbuh dewasa sesuai usia dan pengalaman yang kita hadapi, hanya kadangkala ketika inner child negatif yang muncul dan sangat memberikan trauma butuh kesadaran penuh untuk mengenalinya dan kemudian berdamai. Dalam pernikahan biasanya inner child muncul di satu tahun pertama, sosok kecil suami atau istri tanpa disadari muncul dengan perwujudan seperti: ๐Ÿ‘‰ Istri yang semasa kecil jarang dibersamai oleh orang tuanya dan merasa kesepian sering menginginkan suaminya selalu ada di dekatnya, marah ketika suami memberikan perhatian pada keluarganya, dan ingin perhatian suami hanya kepada istrinya saja, padahal bisa jadi suami sebetulnya sudah sangat baik pada sang istri. ๐Ÿ‘‰ Suami yang semasa kecil diperlakukan keras oleh kedua orang tuanya atau oleh sanak saudaranya tanpa disadari melakukan KDRT pada istrinya. ๐Ÿ‘‰ Anak memecahkan piring atau merusak barang, tanpa disadari kita tiba-tiba memukul atau membentaknya. Jika dari ketiga kasus yang di atas kemudian ada penyesalan setelah melakukannya, tapi diulang lagi dan lagi, bisa dipastikan itu inner child negatif. Jadi, bedanya itu inner child atau karakter adalah dari rasa penyesalan yang timbul. Orang tua yg memiliki inner child yg negatif ato "menyakitkan" tentu akan berpengaruh pada cara ato pola asuhnya kepada anak2nya. Pola asuh dengan inner child yg negatif tentu akan mengganggu tumbuh kembang anak tuk sesuai dengan fitrah. Masih ingat dg quotes "children see children do"? 4. Kurangnya wawasan orang tua dalam mendidik anak sesuai fitrahnya Di tengah carut marut pendidikan dan pekatnya kerusakan generasi, mereka tampil bagai kesejukan di padang sahara, bak bintang di langit yang menerangi. Mereka padahal orangtua yang biasa saja, tiada yang istimewa, hanya saja mereka adalah para orangtua yang sadar dan berani kembali kepada fitrah peran sejati untuk mendidik anak anak mereka sendiri. Para orangtua hebat ini umumnya bukan psikolog, bukan ahli pendidikan, bukan terapist, juga bukan berlatar belakang ilmu pendidikan. Benarlah janji Allah, bahwa Allah akan memampukan mereka yang menyambut panggilanNya. RAISE YOUR CHILD, RAISE YOURSELVES. Beberapa karakteristik mereka adalah 1. Menyambut panggilan Allah dengan ikhlash sehingga Allah berikan banyak hikmah untuk mendidik anak anaknya dan kembali mensyukuri potensi potensi fitrah dirinya dan tentu juga anak anaknya. 2. Tiada kata terlambat. Tertatih awalnya, bukan tanpa perjuangan menaklukan ketidak percayaan diri sendiri namun semakin lama semakin Allah mudahkan, semakin terkuak banyak misteri keindahan fitrah anak anaknya dan dirinya. Semakin seru dan bahagia menjalaninya. 3. Ikhlash berbagi idea, cerita, pengalaman, hikmah baik tulisan bahkan dalam bentuk buku, tentang hikmah yang mereka peroleh sepanjang perjalanannya merawat dan mendidik fitrah anak anak mereka. 4. Rajin belajar bersama dan berkolaborasi dalam komunitas dengan saling menasehati dalam kebenaran, keshabaran dan kasih sayang dalam peran mendidik. Mereka menyadari bahwa perlu berjamaah untuk memunculkan generasi dengan peran peran terbaik dan akhlak mulia. 5. Hikmah untuk tiap anak. Yakin bahwa merekalah yang terbaik bagi anak anaknya. Ilmu mereka barangkali bisa setara S3 dalam mendidik anak anaknya, karena diperoleh dari pengalaman nyata. Ingatlah bahwa tiada ahli parenting terbaik bagi anak anak kita, kecuali kita orangtuanya, karena Allah telah karuniakan hikmah yang banyak sekadar dan setara amanah yang diberikan. 6. Syukur dan shabar. Walau demikian, mereka tetaplah orangtua biasa yang bukan tanpa masalah dan kadang gelisah tetapi kini gelisahnya bukan karena lebay obsesif atau lalai pesimis, tetapi kegelisahan yang membuat mereka terus mendekat dan bersyukur atas semua potensi fitrah (jalan sukses) serta memohonkan doa pada Allah (kunci sukses) agar dimudahkan jalannya serta bershabar berinovasi menjalani peran sejatinya dengan terus belajar dan beramal (cara sukses). 7. Ubah cara pandang. Mereka memandang anak mereka sebagai karunia terindah, amanah terbaik, sahabat tercinta, kesempatan mengembalikan fitrah diri, mega proyek melahirkan generasi dengan peran terbaik untuk menjadi khalifah di muka bumi sehingga Allah ridha, dstnya. Bukankah Allah telah instal fitrah baik dalam diri anak anak mereka disamping hikmah yang banyak? 8. Rileks dan Optimis. Dengan cara pandang di atas, mereka semakin rileks dan optimis sebagai pertanda hamba yang yakin dan bersyukur, mereka semakin asik belajar dan berinovasi sebagai pertanda hamba yang istiqomah dan shabar. Hampir semua problematika anak selalu bisa diselesaikan dengan dimulai dari tenang dan optimis, sehingga bisa jernih melihat dan mendengar, merasa dan menghayati problematika kemudian menemukan pola untuk ditemukan solusi terbaiknya tanpa menciderai fitrah keduanya. Wahai para Orangtua, jadilah bagian dari kabar dan pertanda baik bahwa dari rumah dan komunitas kita akan muncul generasi baru, generasi anak anak kita yang kelak jauh lebih baik dalam peran dan lebih mulia dalam akhlak sesuai fitrahnya. Semakin banyak orangtua hebat semakin baik generasi mendatang. InshaAllah. 5. Timpang dalam proses mendidik anak. Penyimpangan seksualitas sangat beragam, kasusnya tidak hanya terjadi di kalangan manusia liberal namun juga terjadi pada kalangan manusia religius, karena setiap aspek fitrah adalah keniscayaan bagi manusia yang perlu disalurkan dan mendapat perhatian untuk dididik. Ketika anak lelaki mendapat suplai feminitas dari Ibu berlebihan sedangkan suplai maskulinitas dari Ayahnya kurang, maka dia akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitasnya misalnya menjadikan si anak lelaki tersebut "melambai" atau cenderung homo atau paling tidak berkurang kejantanannya. Pun anak perempuan yang mendapatkan suplai maskulinitas berlebih dari Ayahnya dibandingkan dengan suplai Feminitas dari Ibunya maka akan menjadikan si anak perempuan tersebut tomboy atau cenderung lesbi atau berkurang feminitasnya. Lalu, bagaimana cara mendidik fitrah seksualitas yang baik? Inti mendidik fitrah seksualitas adalah terbangunnya kelekatan antara anak dan orang tua serta Adanya suplai keayahan dan suplai keibuan secara seimbang tanpa adanya ketimpangan. 6. Orang tua merasa taboo dalam menjelaskan seksualitas pada anak Di pendidikan menengah, pelajaran soal anatomi manusia memang pernah saya terima pada awal 2000-an, tetapi tidak cukup menjawab banyak pertanyaan lain soal reproduksi karena hanya sekelumit saja yang disampaikan guru dan dalam buku teks sekolah. Bertanya pada Bapak, Ibu, atau Kakak tidak pernah jadi pilihan karena kadung takut dimarahi ketika membahas hal itu. Membicarakannya dengan teman malah bisa jadi menggelikan atau memicu kecanggungan. Contoh : saat sedang menonton tv lalu ada adegan ciuman, spontan pasti remote dimatikan ato mata anak disuruh nutup ato ditutupi. Padahal dengan begitu anak justru malah jd penasaran dan bingung. Juga kasus saat anak kecil asik bermain dg alat kelaminnya sendiri lalu dibiarkan dengan alasan "masih kecil" Mayoritas orang tua di Indonesia masih menganggap tabu dan tidak patut untuk menerapkan pendidikan seks kepada anak-anak mereka. Namun justru hal tersebut seharusnya perlu diubah. Dalam hal ini, seorang psikolog Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Ratri Sunar Astuti mengatakan bahwa pendidikan seks pada anak merupakan tugas sekaligus tanggung jawab orang tua, sedangkan lembaga pendidikan atau lainnya hanya sebagai unit pendukung saja. seiring dengan cepatnya kematangan seksual anak, tetapi pendampingan orang tua secara intensif lemah dan mudahnya akses informasi melalui media internet," jelasnya. Menurut Pakar Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma (USD) Maria Margaretha Sri Hastuti pendidikan seks dirancang untuk mendampingi anak memperoleh pemahaman yang tepat tentang perkembangan seksual dirinya serta perkembangan pribadi dan sosial. "Pemahaman yang tepat tentang seks dan seksualitas akan menjadi kekuatan sekaligus benteng bagi anak dari usaha-usaha pelecehan dan kekerasan seksual," katanya. Faktor External 1. Tinggal pada lingkungan yg tinggi tingkat pelencengan seksualitas Setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda maka hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya pola-pola perilaku yang berlainan. Tidak semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini berarti gagalnya proses sosialisasi sehingga cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah dan menyimpang Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal (1938), menemukan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal dan wajar. Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas : a. keluarga, b. sekolah, c. kelompok pergaulan, dan d. media massa. Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang tua dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh agen di sekolah. Contoh: Perilaku yang dilarang oleh keluarga dan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos, merokok, berkelahi, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok pergaulan dan media massa. Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh : Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya. Dan peperangan. Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang. Contoh : seorang anak dibesarkan pada lingkungan yang menganggap perbuatan minum-minuman keras, pelacuran, dan perkelahian sebagai hal yang biasa, maka anak tersebut akan melakukan perbuatan menyimpang yang serupa. Menurut ukuran masyarakat luas, perbuatan anak tersebut jelas bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, maka perbuatan anak tersebut dapat dikategorikan menyimpang. Apabila pelanggaran sudah dianggap biasa, karena toleransinya pengawasan sosial, penyimpangan itu akhirnya menjadi konformitas. Contoh: perbuatan menyuap seakan-akan menjadi konformitas, dan perbuatan siswa mencontek pada waktu ulangan. 2. Pembiaran masyarakat pada masalah sosial yang terjadi di lingkungannya Semua Berawal dari Virus Pembiaran Parahnya kondisi akhlak masyarakat, terutama' generasi mudanya, bisa jadi bermula dari adanya pembiaran dari kita. Ya, pembiaran dalam arti tidak adanya atau minimnya peneguran terhadap berbagai kesalahan kecil atau besar yang terjadi di hadapan kita. Oknum orang tua membiarkan anaknya berbuat kesalahan. Oknum guru membiarkan muridnya melakukan pelanggaran. Oknum tokoh panutan agama membiarkan ummat menyimpang dari rel agama. Oknum aparat pemerintahan membiarkan rakyatnya melanggar aturan. Fenomena sikap cuek dan kekurangpedulian inilah awal dari bencana besar yang kita rasakan saat ini. Wajarlah bilamana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan, “ู…َู†ْ ุฑَุฃَู‰ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ู…ُู†ْูƒَุฑًุง ูَู„ْูŠُุบَูŠِّุฑْู‡ُ ุจِูŠَุฏِู‡ِ، ูَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุณْุชَุทِุนْ ูَุจِู„ِุณَุงู†ِู‡ِ، ูَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุณْุชَุทِุนْ ูَุจِู‚َู„ْุจِู‡ِ، ูˆَุฐَู„ِูƒَ ุฃَุถْุนَูُ ุงู„ْุฅِูŠู…َุงู†” “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya. Bila tidak mampu, maka dengan lisannya. Bila tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu adalah tingkat keimanan terlemah”. HR. Muslim dari Abu Sa’id radhiyallahu’anhu. Pembedaan cara pengingkaran mulai dari tangan, lisan, hingga hati ini, dikembalikan kepada kemampuan dan kapasitas masing-masing kita. Tidak membiarkan kemungkaran yang terjadi di depan mata kita, adalah sumber kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, pembiaran kemungkaran adalah sebab kesengsaraan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan, “ู…َุง ู…ِู†ْ ุนَุจْุฏٍ ูŠَุณْุชَุฑْุนِูŠู‡ِ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฑَุนِูŠَّุฉً ูŠَู…ُูˆุชُ ูŠَูˆْู…َ ูŠَู…ُูˆุชُ ูˆَู‡ُูˆَ ุบَุงุดٌّ ู„ِุฑَุนِูŠَّุชِู‡ِ ุฅِู„ุงَّ ุญَุฑَّู…َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ” “Siapapun yang mendapatkan amanah dari Allah untuk mengurus rakyat, lalu dia meninggal dalam keadaan khianat terhadap rakyat, pasti Allah akan haramkan baginya surga”. HR. Muslim dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu. Beliau juga bersabda, ” ุซَู„َุงุซَุฉٌ ู‚َุฏْ ุญَุฑَّู…َ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ُ ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ: ู…ُุฏْู…ِู†ُ ุงู„ْุฎَู…ْุฑِ، ูˆَุงู„ْุนَุงู‚ُّ، ูˆَุงู„ุฏَّูŠُّูˆุซُ، ุงู„َّุฐِูŠ ูŠُู‚ِุฑُّ ูِูŠ ุฃَู‡ْู„ِู‡ِ ุงู„ْุฎَุจَุซَ” “Tiga jenis manusia yang diharamkan Allah masuk surga. (1). Pecandu minuman keras. (2). Orang yang durhaka (kepada orang tuanya). (3). Orang tua dayyuts. Yakni yang membiarkan perbuatan dosa dilakukan oleh anggota keluarganya”. HR. Ahmad dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim. Sebagai contoh maraknya lagu2 berbau pornoaksi atau dengan kata2 yg kurang baik kemudian dinyanyikan oleh anak2 yg mungkin mereka belum paham akan hal tersebut namun tidak ada orang tua dan orang dewasa yg mengingatkan. Pentingnya kita sebagai muslim berbuat nyata menjadi problem solving minimal dalam lingkungan keluarga, apalagi untuk lingkungan masyarakat. Menghadirkan alternatif2 hiburan, pendidikan yg lebih bermanfaat san berakhlak terutama bagi generasi muda. 3. Kerancuan pola asuh yg kadang dialami oleh keluarga yg tinggal dalam lingkungan keluarga besar Menurut Theresia Ceti Prameswari Psi, psikolog dari LPTUI, mempercayakan pengasuhan si kecil kepada kakek-nenek (grandparenting), di satu sisi memang menguntungkan. Kakek-nenek menjadi salah satu sumber bantuan, dukungan, dan dorongan. Mereka selalu tahu apa yang harus dilakukan jika cucunya tidak enak badan, tidak mau makan, tidak bersendawa, menangis, dan sebagainya. Masalah kasih sayang juga tak diragukan lagi. Mereka dengan sepenuh hati akan memberikan yang terbaik bagi cucunya. Namun, kadang campur tangan kakek-nenek dalam pengasuhan anak, sering melanggar peraturan yang orangtua terapkan untuk mendisiplinkan anak. Orang tua memang dituntut untuk menjadi pengasuh dan pendidik utama anak. Namun, ketika kakek-nenek harus ikut berperan dalam pengasuhan anak, pola asuh yang diterapkan biasanya cenderung permisif (lebih banyak memberikan keleluasaan kepada si anak untuk melakukan apa yang dikehendaki dan mendapatkan apa yang diinginkan). Misal : - menentukan pilihan tontonan di televisi. Bagi kakek nenek yg terpenting film kartun bukan sinetron. Padahal sekarang ini beberapa film kartun pun sudah disisipi pesan yg tidak sesuai seperti LGBT pada film Disney junior, SpongeBob dll Selain itu, perbedaan pola asuh antara orangtua dan kakek-nenek, baik langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kemandirian anak. Misalnya, anak akan menjadi kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas hariannya seperti makan, mandi, atau kurang mandiri dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan si anak memiliki kecenderungan negatif. Bisa jadi si anak akan membantah perintah orangtua dengan berlindung pada kakek dan neneknya. Selain itu kemampuan anak dalam mengekspresikan emosinya juga terkadang menjadi kurang tepat, misalnya mudah merengek, merajuk, serta kurang percaya diri. Nenek atau kakek biasanya kurang tegas dan kurang dapat menolak permintaan cucunya. Kalau mereka terlalu memanjakan si anak maka pola asuh yang sudah ada akan membuat si anak bingung. Oleh karena itu orangtua seharusnya memiliki keberanian untuk berbicara dengan kakek-nenek mengenai permasalahan pola asuh yang tepat. DAFTAR REFERENSI ➢ ๐ŸŒธhttps://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ceritaleila.wordpress.com/2018/03/11/self-healing-inner-child-dalam-pandangan-Islam/amp/&ved=2ahUKEwjS4aPU0M7dAhXZSH0KHVDaAxcQFjAEegQIABAB&usg=AOvVaw1lKbz_b505zCuD3034esjD&cf=1 ➢ https://www.google.co.id/amp/s/ekoharsono.wordpress.com/2016/07/27/orang-tuafitrah-peran-sejati-mendidik-anak/amp/ ➢ *https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://amp.tirto.id/pengetahuan-… ➢ https://ratnaayuyuniar.wordpress.com/2014/01/06/penyimpangan-sosial

27 September 2018

Game Level 11 #Day7 Fitrah Seksual

MENGUPAS FITRAH SEKSUALITAS DARI SISI KULTUR Present by Kelompok 10 Arti Fitrah seksualitas ๐Ÿ’ฅMenurut KBBI : Fitrah dapat di artikan sebagai sifat asal, kesucian, bakat dan pembawaan. Sedangkan seksualitas adalah 1.ciri, sifat, peranan seks dan dorongan seks. ๐Ÿ’ฅMenurut Ust Harry Santosa Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan "fitrahnya" sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati. ๐Ÿ’ฅSedangkan kita sebagai orang awam kalau berbicara tentang seksualitas langsung berpikir tentang peranan seks itu sendiri. Pentingkah untuk dibangkitkan fitrah seksualitas pd anak? Mengapa? Sangat penting, karna pada era sekarang kejahatan seksual sudah memprihatinkan. Tujuan diperkenalkan hal tsb adalah untuk : ๐ŸŒˆSupaya anak mengetahui identitas dirinya apakah ia laki laki atw perempuan. ๐ŸŒˆSupaya anak dpt menjalankan perannya dikemudian hari ๐ŸŒˆDapat mengajarkan anak bagaimana caranya melindungi diri dari kejahatan seksual yg marak skrng ini. Dan sangat penting bagi anak untuk mengetahui dan menumbuhkan kan fitrah seksualnya sedini mungkin oleh orang tua walaupun sebagian masyarakat sekitar masih menganggapnya adalah hal yg tabu, hal yg tdk pantas untuk di informasi kan. Oleh karena itu orang tua juga perlu bekerja sama dgn lembaga pendidikan tempat anak anak kita bersekolah agar informasi tersebut dapat diterima tak hanya oleh anak tapi juga oleh orang lain. Allah berfirman dalam surat *Ar-Rum* ayat 21 "bahwa Allah menciptakan manusia itu secara berpasangan pasangan, laki-laki dan perempuan". Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan gender Menurut Caplan (1987) gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan kultural. Jadi gender sangat berkaitan erat dengan kultur. Perbedaan gender tidak akan menjadi masalah jika tidak menimbulkan ketidakadilan (Ridwan, 2006:25) 1. Ketidakadilan Gender Budaya patriarki banyak dianut oleh bangsa-bangsa timur. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial (Charles E, Bressler 2007) Ketidakadilan gender merupakan salah satu dampak yang diakibatkan oleh budaya patriarki. Wujud ketidakadilan gender : ♦Marginalisasi (meminggirkan perempuan) ♦Subordinasi atau penomorduaan ♦Stereotipe atau citra baku ♦Kekerasan ♦Beban ganda 2. Pergaulan dan perilaku seks bebas Sebagian besar tafsiran agama barat menempatkan perempuan pada titik yang diapresiasi namun dibungkam dalam ruang yang sempit, hanya pada sektor domestik (Khemal Andrias : 2016) Pergaulan dan seks bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, istilah bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. ๐Ÿ˜ฑ Sebanyak *63%* remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya ataupun orang sewaan untuk memuaskan hawa nafsunya (hasil survei KPAI dan Kemenkes Oktober 2013 yang dilansir di kompasiana.com) ๐Ÿ˜ฑ http://daerah.sindonews.com, bahwa tercatat hingga Juni 2016 setidaknya ada 47 siswi SMA dan SMP yang hamil dan putus sekolah akibat seks bebas yang mereka lakukan. Dari seks bebas juga bisa mengakibatkan tertularnya penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS. Faktor penyebab seks bebas : ⛔Kekuatan iman yang memudar ⛔Kurangnya perhatian orang tua ⛔Rasa ingin tahu yang tidak terkendali terhadap seks ⛔Tontonan tidak mendidik (internet, televisi dan gadget lain) ⛔Rendahnya pengetahuan tentang seks bebas ⛔Salah pergaulan 3. Penyimpangan seksual LGBT juga merupakan salah satu efek dari masuknya budaya barat di era globalisasi ini. Akan tetapi menurut Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Guru Besar Psikologi UI, keberadaan LGBT sejatinya sudah lama melekat di simbol-simbol budaya Nusantara, diantaranya : Reog Ponorogo Hubungan warok sebagai pemimpin reog dan gemblak (laki-laki berparas tampan yang menaiki kuda lumping) yang biasanya berperan sebagai selir pribadi. Budaya di suku Bugis, Sulawesi Selatan Masyarakatnya membagi jenis kelamin dalam 5 klasifikasi. Laki-laki (oroane), perempuan (makunrai), laki-laki yang seperti perempuan (calabai), perempuan yang seperti laki-laki (calalai) dan yang tertinggi adalah bukan laki-laki juga bukan perempuan (bissu). SOLUSI 1. Kesetaraan gender (emansipasi wanita). Manusia (laki-laki dan perempuan) diciptakan Allah sesuai kodratnya berdasakan kelebihan & kekurangannya. Secara fisik, kodrat manusia tidaklah sekuat laki-laki, namun bukan berarti wanita memiliki perbedaan hak & kedudukan dengan laki-laki, walaupun tidak dalam segala hal. Dalam QS. An-Nahl : 97 menyatakan bahwa Allah memandang kedudukan laki-laki dan wanita sama, baik dalam hak maupun kewajiban sebagai seorang muslim. Namun tetap ada batasan dalam kesetaraan gender seperti yang dijelaskan QS. An-Nisa : 34 bahwa laki-laki berkewajiban sebagai pemimpin dan wanita perlu taat terhadap laki-laki yang menjadi pemimpin & pelindungnya. 2. Usaha menangkal seks bebas : 1. Menghindari lingkungan buruk 2. Membatasi waktu keluar rumah 3. Mengisi waktu luang 4. Jangan salah pergaulan 5. Memperdalam iman 6. Tidak mencoba-coba 7. Peranan orang tua 3. Kejahatan dan penyimpangan seksual Pada tahun 2015, KPAI menyatakan kekerasan pada anak selalu meningkat setiap tahunnya dan secara garis besar kelompok pelakunya yaitu orang tua, tenaga pendidik beserta orang2 disekitar lingkungan sekolah, dan orang yang tidak dikenal (Siska, 2016). Menurut peneliti pendidikan, Derajat (1971) dan Komariah (2011), model pendidikan yang direkomendasikan dalam mencegah kejahatan & penyimpangan seksual, yaitu : ๐Ÿ’ซPenyelamatan hubungan ibu-bapak, sehingga menjadi contoh permodelan anak dalam pergaulan & kehidupan anak ๐Ÿ’ซPendidikan agama islam mulai usia dini. Menanamkan keyakinan kepada Tuhan & bersungguh-sungguh dalam menjalankan ajarannya, maka rasa keyakinan itu yang kan mengawasi segala tindakan, perkataan bahkan perasaan sang anak. ๐Ÿ’ซPendidikan moral. Moral bukanlah suatu pelajaran atau ilmu pengetahuan yang dapat dicapai dengan mempelajarinya tanpa ada pembiasaan hidup bermoral, karena moral tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan perlunya peranan orang tua, guru & lingkungan sekitar anak tersebut. Mencegah kejahatan dan penyimpangan seksual sejak dini menurut Islam (keterangan jelas ada di jurnal ta’dib, namun juga telah dibahas Oleh kelompok 1) : ❗Memperkenalkan jenis laki-laki dan wanita serta batas aurat. ❗Memisahkan tempat tidur anak. ❗Mengajarkan adab meminta zin. ❗Menanamkan jiwa maskulin dan feminim pada anak ❗Mendidik agar senantiasa menjaga pandangan mata ❗Mendidik agar tidak melakukan khalwat & ikhtilat ❗Mengajarkan akan nilai pernikahan #presentasikeenam 1⃣ Assalamu'alaikum. Titip pertanyaan ya. Menarik sekali fitrah seksualitas dikaitkan dengan kultur. Bagaimana mengenai pernikahan anak di bawah umur biasanya rentang usia belasan tahun? Meski sehatinya belum melakukan hubungan suami istri. Dalam islam diperbolehkan. Contoh pernikahan aisya dengan rosululloh. Contoh nyata anak ustdaz arifin ilham menikah dini. Secara ekonomi sudah mempunyai maisyah/pendapatan sendiri. Terima kasih. Sulis. ๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹ Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah yang mempunyai tujuan utama memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara pernikahan dini merupakan ikatan pernikahan yang salah satu atau kedua belah pihak berusia dibawah 18 tahun. Hujum Islam memiliki beberapa prinsip yakni perlindungan pada agama, harta, jiwa, keturunan dan akal. Menikah muda menurut Islam sendiri tidak melarang adanya pernikahan dini asalkan sudah baligh dan sudah sanggup memberikan nafkah jasmani dan rohani. Istilah pernikahan dini merupakan istilah kontemporer yang dikaitkan dengan waktu tertentu. Pada era awal abad ke-20 dan sebelumnya, pernikahan wanita usia 13 dan 14 tahun menjadi hal yg biasa. Namun pada masyarakat sekarang ini, wanita menikah dibawah usia 20 dianggap sebagai pernikahan dini. Menurut pendapat Imam Muhammad Syrazi dan Asadulla Dastani Benisi, budaya pernikahan dini dibenarkan dalam islam dan sudah menjadi norma muslim sejak mulai awal islam. Ibnu Syubromah menyikapi pernikahan yang dilakukan oleh Rasul dengan Aisyah bahwa ini adalah ketentuan khusus untuk Nabi SAW. Akan tetapi menurut pakar mayoritas hukum islam memperbolehkan pernikahan usia dini dan menjadi lumrah dikalangan para sahabat dan sebagian ulama melumrahkan juga yang merupakan hasil interpretasi Surat al Thalaq ayat 4. Di Indonesia, fenomena pernikahan diusia anak-anak menjadi kultur sebagian masyarakat Indonesia yang masih memposisikan anak perempuan sebagai warga kelas ke-2. Para orang tua ingin mempercepat perkawinan dengan berbagai alasan ekonomi, sosial, anggapan tidak penting pendidikan bagi anak perempuan dan stigma negatif terhadap status perawan tua. Batasan menikah diatur dalam pasal 7 ayat 1 UU nomer 1 tahun 1974 adalah 19 thn untuk laki-laki dan 15 tahun untuk perempuan. Akan tetapi menurut berita dr CNN Indonesia bahwa pemerintah melalui kementrian PPPA dan kemenag berencana menaikkan batas usia nikah dan merevisi UU no.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Walaupun dari sisi agama, kultur maupun hukum sebenernya membolehkan dan seperti yang kita ketahui bahwa hukum dasar pernikahan adalah *sunnah*, namun bisa berubah *wajib* pelaku jika pernikahan tdk dapat menahan iffah dan akhlak ,dan menjadi *haram* ketika bertujuan untuk menyakiti ataupun krna harta dan membahayakan. Referensi : https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/pernikahan-dini-dalam-islam https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180416180732-20-291207/pemerintah-bakal-naikkan-batas-usia-nikah-di-uu-perkawinan #presentasikeenam 2⃣ Di dalam materi pdf utk mencegah penyimpangan seksual ini ada penyelamatan hubungan ibu-bapak Yg dimaksudkan bagaimana dan berikan contohnya -Dhona- ๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹ Jawaban : Ibu dan bapak, sebagai 2 sosok orang yang paling bertanggung jawab dalam menanamkan fitrah seksualitas kepada anak. Keduanya harus seimbang dan sesuai dengan fitrah seksual anak baik laki maupun perempuan. Keduanya harus memahami tugas dan peran masing-masing sehingga bisa menjadi contoh permodelan anak dalam pergaulan dan kehidupan anak. Jika salah satunya tidak ada, maka harus ada peran pengganti yang mungkin bisa didapatkan dari keluarga dekat atau orang yang dipercaya, agar anak tidak kehilangan figur salah satunya. Faktor yang terlihat pula dalam masyarakat sekarang ialah kerukunan hidup dalam rumah tangga kurang terjamin. Tidak tampak adanya saling pengertian, saling menerima, saling menghargai, saling mencintai di antara suami isteri. Tidak rukunnya ibu-bapak menyebabkan gelisahnya aak-anak, mereka menjadi takut, cemas dan tidak tahan berada ditengah-tengah orangtua yang tidak rukun. Maka anak-anak yang gelisah dan cemas itu mudah terdorong kepada perbuatan-perbuatan yang merupakan ungkapan dari rasa hatinya, biasanya akan mengganggu ketenteraman orang lain. Demikian juga halnya dengan anak-anak yang merasa kurang mendapatv perhatian, kasih sayang dan pemeliharaan orang tua akan mencari kepuasan diluar rumah. #presentasikeenam 1⃣ Assalamu'alaikum. Titip pertanyaan ya. Menarik sekali fitrah seksualitas dikaitkan dengan kultur. Bagaimana mengenai pernikahan anak di bawah umur biasanya rentang usia belasan tahun? Meski sehatinya belum melakukan hubungan suami istri. Dalam islam diperbolehkan. Contoh pernikahan aisya dengan rosululloh. Contoh nyata anak ustdaz arifin ilham menikah dini. Secara ekonomi sudah mempunyai maisyah/pendapatan sendiri. Terima kasih. Sulis. ๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹ Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah yang mempunyai tujuan utama memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara pernikahan dini merupakan ikatan pernikahan yang salah satu atau kedua belah pihak berusia dibawah 18 tahun. Hujum Islam memiliki beberapa prinsip yakni perlindungan pada agama, harta, jiwa, keturunan dan akal. Menikah muda menurut Islam sendiri tidak melarang adanya pernikahan dini asalkan sudah baligh dan sudah sanggup memberikan nafkah jasmani dan rohani. Istilah pernikahan dini merupakan istilah kontemporer yang dikaitkan dengan waktu tertentu. Pada era awal abad ke-20 dan sebelumnya, pernikahan wanita usia 13 dan 14 tahun menjadi hal yg biasa. Namun pada masyarakat sekarang ini, wanita menikah dibawah usia 20 dianggap sebagai pernikahan dini. Menurut pendapat Imam Muhammad Syrazi dan Asadulla Dastani Benisi, budaya pernikahan dini dibenarkan dalam islam dan sudah menjadi norma muslim sejak mulai awal islam. Ibnu Syubromah menyikapi pernikahan yang dilakukan oleh Rasul dengan Aisyah bahwa ini adalah ketentuan khusus untuk Nabi SAW. Akan tetapi menurut pakar mayoritas hukum islam memperbolehkan pernikahan usia dini dan menjadi lumrah dikalangan para sahabat dan sebagian ulama melumrahkan juga yang merupakan hasil interpretasi Surat al Thalaq ayat 4. Di Indonesia, fenomena pernikahan diusia anak-anak menjadi kultur sebagian masyarakat Indonesia yang masih memposisikan anak perempuan sebagai warga kelas ke-2. Para orang tua ingin mempercepat perkawinan dengan berbagai alasan ekonomi, sosial, anggapan tidak penting pendidikan bagi anak perempuan dan stigma negatif terhadap status perawan tua. Batasan menikah diatur dalam pasal 7 ayat 1 UU nomer 1 tahun 1974 adalah 19 thn untuk laki-laki dan 15 tahun untuk perempuan. Akan tetapi menurut berita dr CNN Indonesia bahwa pemerintah melalui kementrian PPPA dan kemenag berencana menaikkan batas usia nikah dan merevisi UU no.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Walaupun dari sisi agama, kultur maupun hukum sebenernya membolehkan dan seperti yang kita ketahui bahwa hukum dasar pernikahan adalah *sunnah*, namun bisa berubah *wajib* pelaku jika pernikahan tdk dapat menahan iffah dan akhlak ,dan menjadi *haram* ketika bertujuan untuk menyakiti ataupun krna harta dan membahayakan. Referensi : https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/pernikahan-dini-dalam-islam https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180416180732-20-291207/pemerintah-bakal-naikkan-batas-usia-nikah-di-uu-perkawinan #presentasikeenam 2⃣ Di dalam materi pdf utk mencegah penyimpangan seksual ini ada penyelamatan hubungan ibu-bapak Yg dimaksudkan bagaimana dan berikan contohnya -Dhona- ๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹ Jawaban : Ibu dan bapak, sebagai 2 sosok orang yang paling bertanggung jawab dalam menanamkan fitrah seksualitas kepada anak. Keduanya harus seimbang dan sesuai dengan fitrah seksual anak baik laki maupun perempuan. Keduanya harus memahami tugas dan peran masing-masing sehingga bisa menjadi contoh permodelan anak dalam pergaulan dan kehidupan anak. Jika salah satunya tidak ada, maka harus ada peran pengganti yang mungkin bisa didapatkan dari keluarga dekat atau orang yang dipercaya, agar anak tidak kehilangan figur salah satunya. Faktor yang terlihat pula dalam masyarakat sekarang ialah kerukunan hidup dalam rumah tangga kurang terjamin. Tidak tampak adanya saling pengertian, saling menerima, saling menghargai, saling mencintai di antara suami isteri. Tidak rukunnya ibu-bapak menyebabkan gelisahnya aak-anak, mereka menjadi takut, cemas dan tidak tahan berada ditengah-tengah orangtua yang tidak rukun. Maka anak-anak yang gelisah dan cemas itu mudah terdorong kepada perbuatan-perbuatan yang merupakan ungkapan dari rasa hatinya, biasanya akan mengganggu ketenteraman orang lain. Demikian juga halnya dengan anak-anak yang merasa kurang mendapatv perhatian, kasih sayang dan pemeliharaan orang tua akan mencari kepuasan diluar rumah.

26 September 2018

Game Level 11 #Day6 Fitrah Seksual

KELOMPOK 4 Merawat & Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Usia 0-7 Tahun Definisi Fitrah dan Seksualitas Fitrah adalah suatu kemampuan manusia yang di berikan oleh Allah Subhanahu wataa ‘ala sejak manusia di lahirkan ke dunia dan itu adalah anugrah. Sex menurut KBBI adalah jenis kelamin atau hal yang berhubungan dengan alat kelamin. Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural. Dan menurut KBBI seksualitas adalah ciri, sifat atau peranan seks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata fitrah diartikan dengan sifat asli, bakat, pembawaan perasaan keagamaan. Tiap-tiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Hanya bapak ibulah yang menjadikan Yahudi, Nasrani dan Majusi”.(H.R. Muslim). Fitrah Seksualitas Anak Tahap Usia 0-2 Tahun ● Perintah Allah Subhanahu wata'ala dalam Al Quran surah 2:233 untuk menyusui anak hingga 2 tahun. ● Di tahap ini anak laki-laki dan anak perempuan didekatkan pada ibunya. ● Tahap ini adalah masa menyusui, yang merupakan attachment awal. ● Seorang ibu fokus saat menyusui anaknya tanpa melakukan aktifitas lain no gadget, tv dll . Karena jika dilakukan, seorang anak akan merasa diabaikan atau neglected. Kelekatan ibu dan anak pada masa menyusui adalah modal dasar anak merasa disayangi, dicintai dan siap menghadapi dunia. Fitrah Seksualitas Anak Tahap usia 3-7 tahun ● Menurut Harry Santosa tahap ini adalah menguatkan konsep diri berupa identitas gender. ● Anak lelaki dan anak perempuan di dekatkan kepada ayah dan ibunya secara bersamaan. ● Kedekatan dengan ayah ibu akan membuat anak bisa membedakan mana laki-laki dan perempuan, sehingga mereka secara alamiah akan paham gender mereka apa dan kelak bisa menempatkan diri sesuai dengan gendernya. Ada hal-hal yang sudah harus diajarkan di usia 3-7 Tahun ini atau usia TK-SD diantaranya : Penguatan Gender Anak Umumnya di usia 0-2 tahun anak sudah dikenalkan tentang anggota tubuhnya dan jenis kelaminnya. Dengan bertambahnya usia anak, kembali orang tua memberi penguatan tentang jenis kelamin anak. Banyak cara yang bisa dilakukan orang tua untuk penguatan gender ini seperti bermain role play, membaca buku cerita atau bermain puzzle dan lain-lain. Mengenalkan Rasa Malu Pada Anak Laki-laki dan Perempuan Tidak membiasakan anak-anak walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain; misalnya ketika keluar kamar mandi, berganti pakaian, dan sebagainya. Dan membiasakan anak untuk selalu menutup auratnya. Tidak diperkenankan juga untuk mandi bersama anak atau misalnya kakak adik mandi bersama. Mengenalkan Aurat Menurut istilah fiqih, aurat berarti: anggota badan yang tidak boleh ditampakkan oleh lelaki atau perempuan kepada orang lain. Aurat wanita adalah seluruh badannya tanpa terkecuali. Sedangkan menurut sebagian ulama, kecuali muka dan kedua telapak tangan. Adapun aurat laki-laki adalah antara lutut sampai pusar. Anak yang berusia di bawah 7 tahun, aslinya belum wajib untuk menutup aurat. Namun pembiasaan untuk menutup aurat amat dianjurkan. Menutup aurat, selain berfungsi sebagai identitas seorang muslim atau muslimah, juga sebagai sarana untuk melindungi diri dari pelecehan seksual. Membiasakan Sejak Dini Memakaikan Pakaian Sesuai Jenis Kelamin Anak. Anak laki-laki berpakaian sesuai anak laki-laki dan anak perempuan pun sama, berpakaian sesuai anak perempuan. Disini peran orang tua sebagai role model anak-anaknya dalam hal berpakaian dan berasesoris. Menjelaskan Cara Membersihkan dan Merawat Organ Kelamin. Disini orang tua bisa mengajarkan bahwa kotoran dan air kencing adalah najis dan harus dibersihkan dengan istinja’ atau menggunakan air. Menjelaskan ke anak-anak bahwa anggota tubuhnya berharga dan mengajarkan cara melidunginya. sudah dikenalkan bahwa seluruh bagian dari anggota tubuhnya merupakan ciptaan dan pemberian Allah maka sudah seharusnya kita jaga dan syukuri. Terus sounding pada anak-anak bahwa anggota tubuh itu miliknya, tidak sembarangan orang boleh melihat dan menyentuhnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya preventif agar anak terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pelecehan seksual. Memperkenalkan kepada anak-anak tentang proses kehamilan Anak mulai bertanya mengenai kehamilan dan mulai memahami bahwa kehamilan hanya dialami oleh perempuan. Hendaknya orang tua menampakkan perhatian yang baik terhadap keingintahuan anak-anaknya. Orang tua bisa mengarahkan jawabannya kepada: (Sifat-sifat) Allah Sang Pencipta dan Kekuasaan-Nya. Jelaskan juga) tentang rezeki dari Allah untuk (si janin) yang hidup di perut ibunya. Si ibu juga bisa menjelaskan tentang ajal yang Allah tetapkan bagi si janin. Kemudian dengan kuasa Allah, Dia keluarkan si janin dari perut ibunya sebagaimana Dia “mengeluarkan” anak ayam dari telur. Mengenalkan ke anak-anak tentang anggota tubuh dan organ reproduksinya. Ajak si kecil mengenali bagian-bagian tubuhnya Tanamkan pentingnya menjaga tubuh. Bangun kebiasaan positif Biasakan anak berpakaian sesuai identitasnya Jangan membuatnya malu dengan hal-hal yang tak sepantasnya. Tantangan di Tahap Usia 0-7 Tahun • Maraknya pelecehan seksual diusia anak 0-7thn • Anak perempuan yang berkeinginan memakai pakaian seperti teman sebayanya padahal tidak sesuai dengan value/nilai dalam keluarganya • Maraknya penyebaran ideologi LGBT • Tontonan yang menampilkan laki2 menyerupai perempuan dan sebaliknya di TV atau Media Sosial • Menghadapi fase anak memainkan alat genital Fitrah Seksualitas Anak laki-laki dan stimulasinya sesuai tahap usia 3-7 tahun • Anak laki-laki harus dekat dengan ayah dan ibu (peran ayah dan ibu). • Pengenalan konsep Gender. • Mengenal nama dan fungsi anggota tubuh (secara luas dan ilmiah) serta batasan aurat bagi anak laki-laki. • Bagi anak laki-laki mengenal dan terlatih untuk menjaga auratnya (tidak dilihat orang lain, tidak disentuh orang lain) • Mengenal dan terbiasa berpakaian sesuai pakaian anak laki-laki (tidak memakai asesoris perempuan) • Mengajarkan dan mempersiapkan masa pubertas (mimpi basah) • Menjelaskan Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ • Menjelaskan perubahan fisik dan hormon saat menjelang puber. • Mengajarkan anak menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri • Jalin komunikasi yang baik agar timbul keterbukaan anak pada orangtua. Fitrah Seksualitas Anak perempuan dan stimulasinya sesuai tahap usia 3-7 tahun • Anak perempuan harus dekat dengan ayah dan ibu (peran ayah dan ibu). • Pengenalan konsep Gender. • Mengenal nama dan fungsi anggota tubuh (secara luas dan ilmiah) serta batasan aurat bagi anak perempuan. • Bagi anak perempuan mengenal dan terlatih untuk menjaga auratnya (tidak dilihat orang lain, tidak disentuh orang lain) • Mengenal dan terbiasa berpakaian sesuai pakaian anak perempuan (tidak memakai asesoris laki-laki ). Jika muslim dibiasakan untuk mengenakan hijab • Mengajarkan dan mempersiapkan masa pubertas (menstruasi ) • Menjelaskan Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ • Menjelaskan perubahan fisik dan hormon saat menjelang puber. • Mengajarkan anak menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri • Menjelaskan secara ilmiah mengenai proses kehamilan dan persalinan secara sederhana • Jalin komunikasi yang baik agar timbul keterbukaan anak pada orangtua. ๐Ÿค– Pertanyaan 1⃣dan2⃣ *Mba Dini K*, Kalau terlanjur adik kaka mandi bareng gmn? Sama2 laki2.. Iyaa jd anak aq 6th adek'a 2th.. AA'a suka pengen mandi bareng sama adek'a tp ttp aq yg mandiin adek'a sih.. Kdang suka mau mandi bareng gt.. *Mba Frisda* , Penjelasan apa yang dapat diberikan ke anak2 ketika kita mulai melarang mereka mandi bersama, baik dengan sekandung maupun sepupu. Karena yg pling berat tantangannya di sepupu Mereka suka aneh klw hal2 yg umum berbezee dengan kita, #presentasikelima ๐Ÿ’ *Jawaban* Menurut Dr.Fran Walfish seorang psikoterapis hubungan dan keluarga, secara umum usia paling baik untuk berhenti memandikan anak berbarengan dengan kakak atau adik dengan gender berbeda adalah *usia empat tahun.* Dr.Boyke menerangkan pula pada usia 5 tahun anak harus sudah dilarang untuk mandi bersama. Hal ini disebabkan karena pada usia ini organ reproduksi anak sudah mulai berkembang, sehingga anak mulai merasakan respons seksual. Anak pada usia ini juga sudah mulai tahu dan paham bagian tubuhnya dan orang lain. Pada saat mandi bersama (apalagi dalam kondisi tidak berpakaian sama sekali) anak akan mudah mengenali bagian-bagian tubuh milik saudara/temannya, bahkan tidak jarang terkadang menunjuk atau menyentuhnya. Selain itu tidak mandi bersama juga salah satu upaya untuk menjaga adab (dari fitnah) karena polosnya anak-anak seringkali menceritakan kejadian-kejadian yang dialaminya, termasuk aktifitas mandi bersama ini. Dikhawatirkan anak akan menceritakan aurat saudaranya kepada oranglain. Beberapa alternatif penjelasan yang bisa diberikan pada anak-anak misalnya, : ๐Ÿญ *Karena kakak sudah besar, harus mandi sendiri-sendiri, malu kan nanti auratnya kelihatan sama...* Menjelaskan konsep malu dan aurat boleh dilihat dalam kondisi darurat saja, insyaallah pelan-pelan anak akan memahami.. ๐Ÿญ Jika anak tetap ingin mandi bersama maka harus memakai pakaian dalam supaya tidak terlihat aurat kubronya. Wallahua'lambishawab ๐Ÿค–pertanyaan 3⃣ *Mba iis arifah,* #presentasikelima berapa batasan usia anak perempuan masih boleh dimandikan ayahnya? Dan bagaimana menjelaskan ke anak agar mereka mau tdk mandi sama ayahnya.. ๐Ÿ˜๐Ÿ‘๐Ÿป ๐Ÿ’ *Jawaban* Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, pernah menjabat sebagai ketua Al Lajnah Ad Daimah, ditanya, “Aku pernah masuk kamar mandi bersama anak perempuanku yang berusia beliau 5 dan 7 tahun. Aku melakukannya dalam rangka untuk membantu mereka membersihkan rambut mereka. Apakah berdosa jika aku melihat aurat mereka?” Jawaban beliau rahimahullah, “Seperti itu tidaklah mengapa. Selama anak tersebut di bawah tujuh tahun, maka tidak ada aurat yang terlarang dilihat baginya, baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan. Tidak mengapa memandikan atau membantu mereka ketika mandi. Semuanya tidaklah mengapa. Adapun jika anak tersebut sudah di atas tujuh tahun, maka jangan lakukan. Tutuplah aurat mereka dan jangan aurat mereka disentuh kecuali bila ada hajat. Kalau ada hajat, maka tidak mengapa jika ibu atau pembantunya memandikan mereka ketika anak tersebut belum bisa mandiri untuk mandi. Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/1833-ayah-melihat-aurat-puterinya.html ๐Ÿค– Pertanyaan 4⃣ #presentasikelima *Mba Aina,* Apa yg menjadi penyebab anak fase 0-7 tahun memainkan alat genitalnya? Apakah itu normal? Apakah karena rangsangan2 pergaulan, tontonan atau apa? Atau memang alamiah saja, wajarnya begitu... ๐Ÿ’ Bismillah, Apakah normal anak memainkan alat genitalnya? Berdasar literatur yang kami baca hal tersebut normal dan wajar dilakukan oleh anak usia 3-7 tahun. Menurut teori psikoanalisis pada usia 3 atau 4 tahun sampai usia 5tahunan, anak sedang berada pada fase phalic. Fase phalic merupakan sebuah fase dimana anak merasa kepuasan dan kenikmatan berada pada area organ genitalnya. Normalnya akan berhenti pada usia 5-6tahun. Meski hal ini wajar dan normal terjadi, terkadang ada orang tua yang "shock" lalu dengan mudahnya memarahi anak, namun bukan berarti pula orang tua membiarkan begitu saja. Orang tua tetap harus mengawasi dan memberi pengertian pada anak. Berikan pengertian pada anak secara perlahan bahwa tidak boleh memegang alat kelamin terus menerus atau menggesekkan pada benda lain karena khawatir akan terinfeksi kuman kotor dan bisa juga jadi sakit. Beberapa cara pengalihan atau komunikasi yang bisa orangtua lakukan diantaranya ; ๐ŸญAjak si kecil bermain dengan tujuan mengalihkan keasikannya ini ๐ŸญTanya dengan santai kenapa dia suka memegang alat kelaminnya, syukur-syukur sudah bisa komunikasi jadi kita bisa tahu jawabannya, ๐ŸญSering berikan pelukan, karena kemesraan dengan orang tua bisa membuat anak nyaman, sehingga dia gak perlu mengeksplorasi hal yang tidak penting tadi. ๐ŸญHendaknya diberitahu utk tdk memainkan alat kelamin atau menggesekkan alat kelamin ke benda lain krn nanti akan sakit dan kemungkinan tangan yang tidak bersih saat pegang-pegabg kelamin. ๐ŸญOrang tua tidak merespon secara berlebihan agar anak bisa terbuka bercerita apa yang menyebabkan ia menyentuh2 kelaminnya itu. ๐Ÿญ Hindari marah spontan saat melihat perilaku anak menyentuh kelamin. ๐Ÿค– Pertanyaan 5⃣ #presentasikelima *Mba Yeni,* Mengingat maraknya pemerkosaan yang dilakukan orang terdekat seperti ayah kandung .kakak. paman dsb.. Menurut anda kedekatan dan batasan yang seperti apa mengajarkan anak perempuan ke ayah dan sodara laki2nya?agar dapat menghindari kasus pemerkosaan yg d lakukan oleh orang terdekat.. ๐Ÿ’ *Jawaban,* Menurut kelompok kami, Untuk mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual ataupun pemerkosaan diantara anggota keluarga, hal-hal yang bisa dilakukan ialah, ๐Ÿ Menguatkan pondasi agama dari anggota keluarga sejak dini, ๐Ÿ Memisahkan kamar anak perempuan dan laki-laki, ๐Ÿ Membiasakan anak perempuan (terutama menginjak usia remaja) untuk menjaga aurat meski didalam rumah *memakai pakaian yang sopan, ๐Ÿ Tidak mandi bersama / dimandikan meski oleh ayah sendiri ๐Ÿ Mengajarkan anak bagaimana cara melindungi diri (upaya-upaya preventif dalam kondisi darurat) ๐Ÿ "Mengamankan" anak dari lingkungan yg kurang kondusif. Misalnya tidak membiarkan anak perempuan hanya tinggal berdua saja dengan ayah sedangkan sang ibu bekerja jauh dari rumah (ex.TKW,) ๐ŸMembangun lingkungan yang tidak rawan konflik, karrna memiliki pengaruh yang tidak baik bagi anak-anak. ๐ŸBangun komunikasi yang baik dengan anak. Ajari si kecil untuk mengingat dan menceritakan kembali setiap kejadian yang dialaminya pada hari tersebut. #presentasikelima Ini juga Ada tips memberdayakan anak dari dalam dirinya Diantaranya :๐Ÿ‘‡๐Ÿป 1. Tumbuhkan rasa percaya diri anak, sehingga anak tidak mudah ditekan orang lain, memiliki daya tolak atau tidak mudah dirayu. 2. Ajarkan pendidikan seksualitas sejak dini. Perkenalkan anggota tubuh anak, dan tunjukkan bagian mana saja yang harus dilindungi dan tidak boleh disentuh, kecuali oleh mama, papa, atau dokter dengan didampingi mama-papa. 3. Bagian tubuh mana sajakah yang dianggap privat dan harus dilindungi itu? Paha, mulut, alat kelamin, dada, dan pantat/ dubur. 4. Jangan memaksa anak untuk memeluk atau mencium orang lain (sekalipun itu saudara dekat), apalagi jika anak tidak mau melakukannya. Bersalaman saja cukup (itu pun kalau dia tidak menolak, ya). Hal ini penting untuk menumbuhkan penghargaan dirinya atas tubuhnya sendiri dan menajamkan instingnya pada orang-orang sekitarnya. yg paling bawah setujuuu banget.. skrg gini, kenapa kita perlu sih sering2 ngobrol sama anak2 terus membangun kebiasaan cerita apa aja aktifitas, perasaan & review harian.. tujuannya ya untuk bisa mengingat menceritakan kembali dll sekaraaang, kalau kita masih ada respon2 ngagetin, rawannya di anak bisa mikir : ah ngapain gw cerita, ntar juga paling diomelin/diresein dll kenapa anak bohong? karena respon2 ngagetin tadi.. atauuu karena larangan2 otoriter yg ngga jelas kenapa dilarang nya dll jadi yuk mari yuk perbaiki pola komunikasi, kurangin (kalau bisa hilangin) komunikasi yg ngga memberdayakan.. biasakan : punya tujuan, mau ngomong apa sama anak, lalu atur strategi : ntar mau ngomong dgn tujuannya begini, cara nya gimana.. yaelah ribet mau ngomong pake strategi.. itulah kenapa Allah kasih kita otak utk mikir kan, buat dipake mikir strategi berkomunikasi biar efektif, efisien, ngga perlu merepet nada tinggi dll *ini ngomong sama cermin ya ekalucu

25 September 2018

Game Level 11 #Day5 Fitrah Seksual

*REVIEW PRESENTASI KEL 8* _Kelompok 8_ Romadhona Nadya Riny Mulyeni Himmatul aina Sartika Anggun Sisyanti Materi : Mengupas kembali seks dengan gender dan bagaimana menjaga anak dari penyimpangan fitrah seksualitas ๐ŸŒบ Pengertian Seks dan Gender Seks dapat diartikan sebagai Jenis Kelamin Biologis Gender diartikan sebagai jenis kelamin sosial ๐ŸŒบ Penyimpangan Seksual • Segala bentuk aktivitas seksual yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan sesksual dengan cara yang tidak sewajarnya (dari berbagai sumber) ๐ŸŒบ Jenis Penyimpangan Seksual 1. Perzinaan 2. Perkosaan 3. Pelacuran 4. Homoseksual Lesbianisme 5. Pedofilia 6. Transvetisme (Waria) 7. Seks dubur (sodomi) 8. Onani/Mastrubasi 9. Pamer Alat Vital Pengintip (Voyeurisme) 10. Hubungan intim sedarah (Insestus) 11. Seks dengan kekerasan (sadisme) 12. Fetikhisme (pecinta bagian tubuh atau benda mati) Pecinta Mayat (Nekrofilia) 13. Seks segitiga (Troilisme) 14. Seks dengan hewan (Bestialitas) ๐ŸŒบ Penyebab Penyimpangan Seksual Faktor Internal • Kelainan Fisik sejak lahir • Kelainan Pengaruh Obat • Problem Emosional Faktor Eksternal • Lingkungan Keluarga (informasi tentang pendidikan seks tidak didapatkan langsung dari keluarga karena dianggap tabu, sehingga anak mencari diam diam) • Lingkungan Sosial (pergaulan yang bebas dan tontonan yang tidak mendidik) • Lingkungan Sekolah (kurangnya kurikulum sekolah yang mensosiaisaikan tentang moral dan pendidikan seks, sekolah umumnya menitik beratkan pada pendidikan intelektual/IPTEK) ๐ŸŒบ Akibat • Kehamilan di luar nikah (yang apabila dibedah juga rentetannya akan panjang) • Aborsi • Perasaan bersalah • Emosi tidak stabil • Meresahkan masyarakat • Penyakit menular seksual ๐ŸŒบ Cara Mencegah Penyimpangan Seksual Pendidikan seks yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan memberikan materimateri terkait dengan seks, diantaranya: • Memberikan pelajaran tentang perbedaan jenis kelamin (bentuk tubuh dan fungsinya). • Memberikan pemahaman tentang cara bersikap dan bergaul dengan lawan jenis atau sejenis (yang dibolehkan atau tidak). • Memberikan pemahaman tentang bentuk-bentuk penyimpangan seksual. • Mampu membedakan mana penyimpangan, pelecehan, atau kekerasan seksual, dan mana yang bukan. • Mencegah agar anak tidak menjadi korban, atau bahkan pelaku penyimpangan, pelecehan, dan atau kekerasan seksual. • Menumbuhkan sikap berani untuk memberitahukan kepada orangtua/guru apabila terjadi atau menjadi korban penyimpangan, pelecehan, dan atau kekerasan seksual. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman, yaitu orang yang khusu’ dalam sholatnya, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna, orang yang menunaikan zakat dan yang MENJAGA KEMALUANNYA. (Q.S Al Mu’minum 1-5)“ ๐ŸŒบ*SESI TANYA JAWAB*๐ŸŒบ _Pertanyaan 1⃣ (Mba Alif Uzaini)_ Bagaimana contoh penyimpangan seksual yang disebabkan oleh kelainan fisik sejak lahir dan bagaimana cara mengatasinya? Makasih yaaa Jawaban : Ciri2nya tidak bisa dilihat dari fisik luar secara umum (gay pun bisa bergaya maskulin) Lebih karena disebabkan oleh kelainan fisik di dalam jasmani : - Ketidaknormalan hormon. - kelainan syaraf di otak Ada banyak hal yang menyebabkan seseorangmemiliki perilaku seksual yang menyimpang atau parafilia. Sebagian ahli berpendapat bahwa kelainan perilaku seksual disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual. Ada pula yang mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan saraf di otak. Atas dasar itu, perilaku menyimpang seksual biasanya ditangani dengan konseling dan terapi untuk mengubah perilakunya. Obat juga bisa digunakan untuk membantu proses itu. Sebab, tak menutup kemungkinan jika seseorang memiliki lebih dari satu perilaku seksual yang menyimpang. Perilaku menyimpang ini perlu mendapat penanganan dengan segera, sebelum pelakunya menyakiti diri sendiri atau menimbulkan masalah hukum. Sebab, di berbagai negara, beberapa jenis perilaku menyimpang seksual dianggap tindakan kriminal dan dapat dijatuhi hukuman pidana. Seperti dijelaskan juga oleh Susan Noelen Hoeksema dalam bukunya Abnormal Psychology, lebih dari 90 persen penderita paraphilia adalah pria. Hal ini tampaknya berkaitan dengan penyebab paraphilia yang meliputi pelampiasan dorongan agresif atau permusuhan, yang lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita. Penelitian-penelitian yang mencoba menemukan adanya ketidaknormalan testoteron ataupun hormon-hormon lainnya sebagai penyebab paraphilia, menunjukkan hasil tidak konsisten. Artinya, kecil kemungkinan paraphilia disebabkan ketidaknormalan hormon seks pria atau hormon lainnya. Di sisi lain, penyalahgunaan obat dan alkohol ditemukan sangat umum terjadi pada penderita paraphilia. Obat-obatan tertentu tampaknya memungkinkan penderita paraphilia melepaskan fantasi tanpa hambatan dari kesadaran. Paraphilia menurut perspektif teori perilaku merupakan hasil pengondisian klasik. Contohnya, berkembangnya bestialiti mungkin terjadi sebagai berikut: Seorang remaja laki-laki melakukan masturbasi dan memperhatikan gambar kuda di dinding. Dengan demikian mungkin berkembang keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan kuda, dan menjadi sangat bergairah dengan fantasi demikian. Hal ini terjadi berulang-ulang dan bila fantasi tersebut berasosiasi secara kuat dengan dorongan seksualnya, mungkin ia mulai bertindak di luar fantasi dan mengembangkan bestilialiti. Sumber https://megapolitan.kompas.com/read/2009/07/22/09571320/kelainan.seksual.apa.penyebabnya https://lifestyle.kompas.com/read/2016/09/19/211500823/mengenal.10.jenis.penyimpangan.seksual Tambahin jawaban yg ini yaaa.. salah satu kelainan fisik sejak lahir ada yg namanya ambigua genitalia, solusi nya bisa terapi hormon, operasi & terapi utk psikologi anak yg terkena penyakit ini.. selengkapnya bisa dibaca di sini : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ambiguous-genitalia/symptoms-causes/syc-20369273 btw soal LGBT : kita semua tau bahwa LGBT itu jelas penyimpangan seksual hanya saja, sama WHO, udah dianggap bukan penyimpangan, tapi katanya itu identitas.. disini bahaya nya sih.. bukan aku bilang : LGBT itu boleh2 aja yaaa *takut ada yg salah paham hahaha ini artikel kompas bisa jadi referensi, ada keputusan di WHO & kemenkes.. https://nasional.kompas.com/read/2008/11/11/13081144/Homoseksual.Bukan.Penyimpangan.Seksual. i beberapa negara ilegal, mengenai legalitas LGBT di setiap wilayah berbeda, selengkap nya disini : https://en.m.wikipedia.org/wiki/LGBT_rights_by_country_or_territory _Pertanyaan 2⃣ (Mba Ria)_ Di point no 8 penyimpangan seksual itu apa maksudnya yah? Apakah sama dengan yg suka pamerin kemaluannya (ekshibisionis) ? Terimakasih ๐Ÿ’ŽRia Jawaban : Beda.. 1. Ekshibisionisme: mempertunjukkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal untuk mendapatkan kenikmatan seksual. Veyourisme: kenikmatan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mengganti atau menanggalkan pakaiannya, telanjang, atau sedang beraktivitas seksual _Pertanyaan 3⃣_ Jelaskan tentang fedofilia transvetisme (waria) Aq tahunya fedofil itu tukang perkosa anak2..bener apa gak yaa? Jawaban : Pedophilia adalah orang dewasa yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur. Transvetisme adalah seseorang yang secara anatomis laki-laki, tetapi secara psikologis merasa dan menganggap dirinya seorang perempuan. Ia akan berperilaku dan berpakaian seperti perempuan untuk mendapatkan kegairahan seksual. Seorang transvestit memakai pakaian wanita (cross-dressing) sebagai pernyataan identifikasi dirinya wanita (fiminine identification). Bangkitnya rangsangan seksual dan orgasme menandakan kemenangan atas identifikasi feminim itu. Dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah banci atau waria. Pertanyaan ke 4⃣: Assalamu'alaikum mb dhona mau titip pertanyaan : Bagaimana cara menangani pelaku kajahatan anak yang masih di bawah umur ? Misal seorang bocah 10 th mencabuli teman sekelasnya. Pernah denger berita ini. jawaban : Untuk menangani pelaku kejahatan seksual di bawah umur, kita perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu Berdasarkan beberapa riset, penyimpangan seksual oleh anak di bawah umur bisa dari hal2 berikut : 1. kerusakan lingkungan tempat anak-anak tersebut tinggal. Bisa jadi, anak-anak yang menjadi pelaku pada contoh kasus di Jatinegara & Salatiga pernah menjadi korban, atau setidaknya pernah melihat orang dewasa melakukan tindakan pornografi untuk memenuhi kebutuhan seks dengan melihat gambar porno, cabul, atau membaca cerita-cerita porno. Jika sudah seperti ini, hal ini bukan lagi soal mengajari anak-anak tentang bagian tubuh mana yang tidak/boleh disentuh atau dilihat orang lain, tetapi harus lebih dari itu. Sebab, jika dipaksa, apalah arti mengatakan tidak. 2. Kedua orang tua bekerja, sehingga tidak ada pantauan utk gadget dan media sosial yang membuat manusia terasing, tontonan TV yang menjadikan bullying, umpatan dan kata-kata kotor sebagai candaan, pornografi, apatisme sosial, egoisme, rendahnya mutu pendidikan, serta tidak berjalannya kebijakan pemerintah turut menyumbang perilaku menyimpang tersebut. Mereka adalah anak-anak yang mengalami BLAST (Bored-Bosan, Lonely-Kesepian, Angry-Marah, Afraid-Takut, Stress-Stres, Tired-Lelah). Mereka dipaksa mampu baca tulis hitung sejak usia sangat kecil, perhatian orangtua hanya pada pelajaran semata, beban pelajaran sangat berat, belum lagi jika mengalami kekerasan di sekolah. Mereka kesepian, tidak tahu harus curhat pada siapa, wajar jika anak merasa stress. Akhirnya mereka mencari kegiatan yang membuatnya senang dan kebanyakan mereka menghabiskan waktunya dengan handphonenya. Handphone telah menjadi orangtua pengganti bagi mereka. Saran untuk menyikapi kasus tsb : 1. Bagi pelaku Program Studi/ praktisi Diharapkan sekiranya ada mahasiswa/ Praktisi/ akademisi/ tenaga medis yang tertarik untuk memberikan konseling secara intensif terhadap kasus yang serupa. 2. Bagi Masyarakat Luas Diharapkan mampu memberikan sedikit informasi kepada masyarakat luas dan secara khusus kepada keluarga-keluarga supaya lebih memperhatikan anak dalam berperilaku dan bergaul. Contohnya bagaimana perilaku bergaul dan apa saja yang dilakukan anak ketika di sekolah, di rumah ataupun selama berada diluar ketika bermain dengan teman-temannya. Apa saja yang mereka lakukan dan dengan siapa saja mereka bermain. Sehingga tidak akan ada lagi kasus yang serupa. Apabila ada kasus yang serupa, diharapkan orang tua mampu memberikan pengertian dan penjelasan terhadap anak-anaknya tentang benar atau tidaknya hal tersebut. 3. Bagi Sekolah Diharapkan sekolah mampu memantau lebih dalam perkembangan serta perilaku subjek ketika berada di sekolah. Sehingga dapat meminimalisir kejadian atau kasus yang serupa atau perilaku asusila yang lainnya 4. Bagi siswa Diharapkan kasus yang menimpa subjek dapat dijadikan sebuah pelajaran dan juga contoh perilaku yang tidak baik dan tidak pantas ditiru sehingga siswa- siswa dapat belajar dan lebih berhati- hati dalam bersikap dan juga berperilaku. 5. Bagi Orang Tua Diharapkan orang tua dapat lebih mengawasi perkembangan anak. Dengan siapa dia bermain, apa yang dia lakukan, tayangan apa yang sering di lihat. Serta bagaimana perilakunya ketika berada di sekolah. Dan juga diharapkan orang tua lebih memperhatikan apa yang akan orang tua lakukan dan katakan karena anak bisa saja mencontoh semua perilaku dan kata- kata yang orang tua ucapkan dan lakukan. 6. Adanya sanksi yang tegas Jika memang perbuatan yang dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan itu berupa perbuatan cabul yang diawali dengan rayuan terlebih dahulu maka perbuatan tersebut melanggar Pasal 76E UU 35/2014 yang menyatakan: “Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul.” Hukuman atas perbuatan tersebut diatur dalam Pasal 82 UU 35/2014 sebagai berikut: (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Dari rumusan pasal di atas terlihat bahwa tidak ada keharusan bahwa tindakan pidana tersebut harus dilaporkan oleh korbannya. Dengan demikian, delik pencabulan terhadap anak merupakan delik biasa, bukan delik aduan. Oleh karena itu, orang lain boleh melaporkan kejadian ini. Perlu diketahui pula bahwa dalam pasal tersebut tidak diatur mengenai siapa yang melakukan tindakan pidana tersebut, apakah orang yang sudah dewasa atau anak-anak. Oleh karena itu, anak-anak pun dapat dipidana berdasarkan pasal ini. Sumber : Davidson, G.C; J.M Neale; A.M Kring.Penerjemah Neormalasari Fajar. 2006. Psikologi Abnormal Edisi 9. Jakarta : Raja Grafindo Persada Junaedi, Didi. 2010. 17+ Seks Menyimpang tinjauan dan solusi berdasarkan al- Qur’an dan psikologi. Penerbit Sejuk PT. Wahana Semesta Intermedia http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt5125d3aaf3911/pasal-untuk-menjerat-anak-yang-lakukan-pencabulan Pertanyaan 5⃣ ( Mba Frisdayani) Kalau begini bisa dibilang penyimpangan juga kah mba? Anak perempuan yg tumbuh besar menjadi wanita dan ibu yang temperamen dan otoriter Temperamen ini lebih kepada perilaku manusia ya. Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Jadi ini bukan termasuk penyimpangan seksual, tapi bentukan perilaku _Pertanyaan 6⃣ (Mba Dini Nuraeni)_ Cara mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan seksual sejak usia muda ada ngga ya?? Coba menjawab yg ini ya Untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan seksual di usia muda, kita harus waspada dan coba mengamati dari beberapa faktor Faktor internal: Pernahkah si anak mengalami Krisis identitas ? Dan mengalami hal-hal di luar kebiasaannya seperti membentuk kelompok/geng, berpakaian dengan mode yang tidak sesuai, Atau Kontrol diri yang lemah dengan adanya perubahan perilaku & temperamen .. menjadi mudah marah atau justru menjadi lebih pendiam Faktor eksternal: 1. Amati Keluarga & Teman sebayanya, ada yang kurang baik atau tidam 2. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik, misal banyak terjadi pengrusakan atau adanya peredaran pornografi Jika ada kemungkinan2 di atas.. kita Harus lebih waspada dan peka utk mendeteksi adanya penyimpangan seksual pada remaja - pada dasarnya pengasuhan bukan sekadar membuat anak nyaman, imunisasi lengkap, dan memberikan asupan bernutrisi. Lebih dati itu, pengasuhan menurutnya adalah apa yang dilakukan orang tua untuk anaknya, sejak sang anak bangun tidur sampai anak tidur lagi.( menurut dokter spesialis kejiwaan ), ketika sang anak berperilaku berbeda dengan identitas gendernya, maka harus dipastikan terlebih dahulu bagaimana orientasi seksualnya. Karena orientasi seksual ini sulit diketahui kecuali dari pengakuan jujur dari yang bersangkutan. Pertanyaan 7⃣ (Mba Diah) Apakah perlu kita jelaskan detail tentang bahayanya pergaulan antara anak laki"dan perempuan yang terlalu dekat,sama anak usia sebelas taun? Was"si kaka suka ikut"an diajak temennya main sama Anak laki" ๐Ÿ™ˆ Untuk usia 11 tahun, kami ada referensi dari Ust. Harry Santosa (Buku FBE) mengenai apa yang harus dilakukan dan dijelaskan kepada anak mengenai seksualitas: Usia 11 – 14 tahun Usia ini sudah masuk tahap pre aqil baligh akhir dan pada usia ini mulailah switch/menukar kedekatan (Lintas gender) Dalam tahap ini membutuhkan kehadiran orang tua untuk membersamai anak. Oleh karena itu penting untuk kita memahami betul bahwa di setiap tahap usia, kita selalu dibutuhkan dalam tugas yang berbeda untuk gender anak yang berbeda Sebagai orang tua, kita juga perlu memperhatikan media yang ada di sekitar anak seperti TV, gadget, internet, dll. Pastikan bahwa kita tahu apa yang dlihat anak, kita dampingi anak ketika melihatnya dan berikan sudut pandang dan nilai yang tepat atas apa yang anak lihat. *PENUTUP * #fitrahseksualitas #fitrahestetika Seorang ibu berusia sekitar 26 tahun, berbusana muslimah sangat rapih, sudah memiliki seorang putra usia 5 tahun, dengan sedih mengatakan bahwa dia tidak pernah bisa menjadikan suaminya sebagai sosok pria yang dicintainya. Padahal menurutnya tiada yang kurang dari suaminya, dia tampan, gagah, bertanggungjawab, mencintai dirinya (istrinya), sangat sayang pada anaknya. Juga tidak ada lelaki lain di luar sana yang dicintai ibu itu, na'udzubillah. Ibu muda itu, sambil mencoba nampak tegar, mengatakan bahwa dia sudah berusaha keras mencintai suaminya dan sering berdoa meminta agar Allah menjadikan hatinya condong kepada suaminya, namun belum bisa. Di awal pernikahan memang ada rasa tertarik atau suka, namun perasaan itu tidak pernah bertambah, ya begitu begitu saja. Tadinya dia fikir ketika menikah maka rasa sukanya akan bertambah dan menjadi cinta, layaknya pasangan yang lain. Karena pernikahan seharusnya begitu bukan? Diawali rasa tenang, kemudian sayang lalu rasa cinta. Nyatanya tidak. Dia bahkan merasa tidak nyaman berada di dekat suaminya. Ibu muda itu amat gundah, bahkan dia bercerita beberapa kali nyaris melakukan hubungan sejenis dengan perempuan lain atau lesbi, alhamdulillah belum pernah kejadian. Tetapi jika begini terus, cepat atau lambat hal ini bisa saja terjadi katanya. Usut punya usut, ternyata ketika berusia 12 tahun, ayahanda dari ibu ini melakukan poligami, namun dengan cara yang tidak baik. Jarang pulang ke rumah dan sangat kasar. Dia mengaku sering ditampar dan dipukul ayahnya. Padahal di usia segitu, dia sedang membutuhkan kedekatan dengan seorang ayah. Inilah rupanya penyebabnya. Dalam kajian pendidikan berbasis fitrah, ditemukan bahwa anak perempuan yang tidak dekat dengan ayah atau tidak memiliki sosok ayah pada usia 11-14 tahun akan menyebabkan berbagai penyimpangan fitrah seksualitas. Gejala penyimpangan fitrah seksualitas yang paling umum adalah selalu haus akan sosok kasih sayang ayah atau cinta ayah. Mereka akan selalu mencari lelaki yang dapat memuaskan dirinya akan sosok ayah. Mereka bisa menjadi petualang cinta, (maaf) dari ranjang ke ranjang menukar tubuhnya dengan segenggam "rasa cinta ayah" yang hilang atau tidak pernah hadir dalam hidupnya. Ini fitrah seksualitas dan cinta yang menyimpang karena tidak terpenuhi pada tahapan masa pendidikan fitrahnya. Kehausan akan rasa cinta itu bagai fatamorgana yang tidak pernah terpuaskan. Konon sebuah riset mengungkapkan bahwa anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya di usia 11-14 tahun, ternyata 6 kali berpeluang menyerahkan tubuhnya pada lelaki yang dianggap dapat menjadi pengganti sosok ayahnya. Jika sudah menghantam masuk ke alam bawah sadar seperti ini maka harus ditangani serius agar sembuh. Akibat yang kedua, jika anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada usia 11-14 tahun, maka fitrah seksualitasnya akan menyimpang dalam bentuk membenci sosok ayah atau sosok lelaki, dia bahkan tidak mampu mencintai suaminya sendiri bahkan cenderung menjadi lesbian. Sosok ayah sama sekali tidak indah di hatinya. Lalu bagaimana dengan anak lelaki? Hampir serupa. Anak lelaki yang tidak dekat dengan ibunya atau tidak memiliki sosok ibu, terutama pada usia 11-14 tahun, akan mudah melecehkan perempuan, suka berpacaran atau playboy. Bahkan dalam kasus tertentu apabila anak lelaki membenci ibunya dengan amat sangat maka dia bisa menjadi gay. Anak lelaki yang tidak dekat dengan ibunya, biasanya kelak menjadi suami yang kasar terhadap istri karena tidak pernah memahami perempuan dari cara pandang perempuan terhadap perempuan. Ini diperoleh secara alamiah apabila dia dekat dengan ibunya atau sosok yang bisa menjadi sosok ibu baginya. Maka para orangtua terutama ayah kembalilah ke rumah, kewajiban utama adalah mendidik anak bukan mencari nafkah. Ketika anak anak beranjak remaja umumnya para ayah mulai menanjak karirnya, mulai menempati posisi penting dengan segala kesibukkannya. Pada fase ini beberapa ayah mulai kaya dan nampak mulai ingin menikah lagi atau menjadi genit kembali dsbnya sehingga mengabaikan pendidikan fitrah anak anaknya. Biasanya memboarding schoolkan anak yang belum aqilbaligh, usia 11-14 menjadi pilihan keluarga sibuk dengan beragam alasan, padahal fitrah seksualitas belum tumbuh benar. Ingat bahwa fitrah seksualitas harus tumbuh paripurna bersama kehadiran penuh ayahibunya melalui kelekatan yang intens sejak dalam kandungan sampai aqilbaligh. Banyak kasus LGBT terjadi di Boarding School di seluruh dunia. Itu karena memang semua fitrah manusia ini sejatinya harus terpenuhi dan berkembang termasuk fitrah seksualitas, jika tidak maka penyimpangan fitrahlah akibatnya. Lihatlah Siroh atau perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, beliau tidak pernah kehilangan sosok ayah dan sosok ibu sepanjang kehidupannya sejak dalam kandungan sampai aqilbaligh. Maka fitrah seksualitas beliau tumbuh indah paripurna menjadi peran lelaki sejati dan peran ayah sejati dengan cinta sejati. Salam Pendidikan Peradaban*REVIEW PRESENTASI KEL 8* _Kelompok 8_ Romadhona Nadya Riny Mulyeni Himmatul aina Sartika Anggun Sisyanti Materi : Mengupas kembali seks dengan gender dan bagaimana menjaga anak dari penyimpangan fitrah seksualitas ๐ŸŒบ Pengertian Seks dan Gender Seks dapat diartikan sebagai Jenis Kelamin Biologis Gender diartikan sebagai jenis kelamin sosial ๐ŸŒบ Penyimpangan Seksual • Segala bentuk aktivitas seksual yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan sesksual dengan cara yang tidak sewajarnya (dari berbagai sumber) ๐ŸŒบ Jenis Penyimpangan Seksual 1. Perzinaan 2. Perkosaan 3. Pelacuran 4. Homoseksual Lesbianisme 5. Pedofilia 6. Transvetisme (Waria) 7. Seks dubur (sodomi) 8. Onani/Mastrubasi 9. Pamer Alat Vital Pengintip (Voyeurisme) 10. Hubungan intim sedarah (Insestus) 11. Seks dengan kekerasan (sadisme) 12. Fetikhisme (pecinta bagian tubuh atau benda mati) Pecinta Mayat (Nekrofilia) 13. Seks segitiga (Troilisme) 14. Seks dengan hewan (Bestialitas) ๐ŸŒบ Penyebab Penyimpangan Seksual Faktor Internal • Kelainan Fisik sejak lahir • Kelainan Pengaruh Obat • Problem Emosional Faktor Eksternal • Lingkungan Keluarga (informasi tentang pendidikan seks tidak didapatkan langsung dari keluarga karena dianggap tabu, sehingga anak mencari diam diam) • Lingkungan Sosial (pergaulan yang bebas dan tontonan yang tidak mendidik) • Lingkungan Sekolah (kurangnya kurikulum sekolah yang mensosiaisaikan tentang moral dan pendidikan seks, sekolah umumnya menitik beratkan pada pendidikan intelektual/IPTEK) ๐ŸŒบ Akibat • Kehamilan di luar nikah (yang apabila dibedah juga rentetannya akan panjang) • Aborsi • Perasaan bersalah • Emosi tidak stabil • Meresahkan masyarakat • Penyakit menular seksual ๐ŸŒบ Cara Mencegah Penyimpangan Seksual Pendidikan seks yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan memberikan materimateri terkait dengan seks, diantaranya: • Memberikan pelajaran tentang perbedaan jenis kelamin (bentuk tubuh dan fungsinya). • Memberikan pemahaman tentang cara bersikap dan bergaul dengan lawan jenis atau sejenis (yang dibolehkan atau tidak). • Memberikan pemahaman tentang bentuk-bentuk penyimpangan seksual. • Mampu membedakan mana penyimpangan, pelecehan, atau kekerasan seksual, dan mana yang bukan. • Mencegah agar anak tidak menjadi korban, atau bahkan pelaku penyimpangan, pelecehan, dan atau kekerasan seksual. • Menumbuhkan sikap berani untuk memberitahukan kepada orangtua/guru apabila terjadi atau menjadi korban penyimpangan, pelecehan, dan atau kekerasan seksual. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman, yaitu orang yang khusu’ dalam sholatnya, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna, orang yang menunaikan zakat dan yang MENJAGA KEMALUANNYA. (Q.S Al Mu’minum 1-5)“ ๐ŸŒบ*SESI TANYA JAWAB*๐ŸŒบ _Pertanyaan 1⃣ (Mba Alif Uzaini)_ Bagaimana contoh penyimpangan seksual yang disebabkan oleh kelainan fisik sejak lahir dan bagaimana cara mengatasinya? Makasih yaaa Jawaban : Ciri2nya tidak bisa dilihat dari fisik luar secara umum (gay pun bisa bergaya maskulin) Lebih karena disebabkan oleh kelainan fisik di dalam jasmani : - Ketidaknormalan hormon. - kelainan syaraf di otak Ada banyak hal yang menyebabkan seseorangmemiliki perilaku seksual yang menyimpang atau parafilia. Sebagian ahli berpendapat bahwa kelainan perilaku seksual disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual. Ada pula yang mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan saraf di otak. Atas dasar itu, perilaku menyimpang seksual biasanya ditangani dengan konseling dan terapi untuk mengubah perilakunya. Obat juga bisa digunakan untuk membantu proses itu. Sebab, tak menutup kemungkinan jika seseorang memiliki lebih dari satu perilaku seksual yang menyimpang. Perilaku menyimpang ini perlu mendapat penanganan dengan segera, sebelum pelakunya menyakiti diri sendiri atau menimbulkan masalah hukum. Sebab, di berbagai negara, beberapa jenis perilaku menyimpang seksual dianggap tindakan kriminal dan dapat dijatuhi hukuman pidana. Seperti dijelaskan juga oleh Susan Noelen Hoeksema dalam bukunya Abnormal Psychology, lebih dari 90 persen penderita paraphilia adalah pria. Hal ini tampaknya berkaitan dengan penyebab paraphilia yang meliputi pelampiasan dorongan agresif atau permusuhan, yang lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita. Penelitian-penelitian yang mencoba menemukan adanya ketidaknormalan testoteron ataupun hormon-hormon lainnya sebagai penyebab paraphilia, menunjukkan hasil tidak konsisten. Artinya, kecil kemungkinan paraphilia disebabkan ketidaknormalan hormon seks pria atau hormon lainnya. Di sisi lain, penyalahgunaan obat dan alkohol ditemukan sangat umum terjadi pada penderita paraphilia. Obat-obatan tertentu tampaknya memungkinkan penderita paraphilia melepaskan fantasi tanpa hambatan dari kesadaran. Paraphilia menurut perspektif teori perilaku merupakan hasil pengondisian klasik. Contohnya, berkembangnya bestialiti mungkin terjadi sebagai berikut: Seorang remaja laki-laki melakukan masturbasi dan memperhatikan gambar kuda di dinding. Dengan demikian mungkin berkembang keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan kuda, dan menjadi sangat bergairah dengan fantasi demikian. Hal ini terjadi berulang-ulang dan bila fantasi tersebut berasosiasi secara kuat dengan dorongan seksualnya, mungkin ia mulai bertindak di luar fantasi dan mengembangkan bestilialiti. Sumber https://megapolitan.kompas.com/read/2009/07/22/09571320/kelainan.seksual.apa.penyebabnya https://lifestyle.kompas.com/read/2016/09/19/211500823/mengenal.10.jenis.penyimpangan.seksual Tambahin jawaban yg ini yaaa.. salah satu kelainan fisik sejak lahir ada yg namanya ambigua genitalia, solusi nya bisa terapi hormon, operasi & terapi utk psikologi anak yg terkena penyakit ini.. selengkapnya bisa dibaca di sini : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ambiguous-genitalia/symptoms-causes/syc-20369273 btw soal LGBT : kita semua tau bahwa LGBT itu jelas penyimpangan seksual hanya saja, sama WHO, udah dianggap bukan penyimpangan, tapi katanya itu identitas.. disini bahaya nya sih.. bukan aku bilang : LGBT itu boleh2 aja yaaa *takut ada yg salah paham hahaha ini artikel kompas bisa jadi referensi, ada keputusan di WHO & kemenkes.. https://nasional.kompas.com/read/2008/11/11/13081144/Homoseksual.Bukan.Penyimpangan.Seksual. i beberapa negara ilegal, mengenai legalitas LGBT di setiap wilayah berbeda, selengkap nya disini : https://en.m.wikipedia.org/wiki/LGBT_rights_by_country_or_territory _Pertanyaan 2⃣ (Mba Ria)_ Di point no 8 penyimpangan seksual itu apa maksudnya yah? Apakah sama dengan yg suka pamerin kemaluannya (ekshibisionis) ? Terimakasih ๐Ÿ’ŽRia Jawaban : Beda.. 1. Ekshibisionisme: mempertunjukkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal untuk mendapatkan kenikmatan seksual. Veyourisme: kenikmatan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mengganti atau menanggalkan pakaiannya, telanjang, atau sedang beraktivitas seksual _Pertanyaan 3⃣_ Jelaskan tentang fedofilia transvetisme (waria) Aq tahunya fedofil itu tukang perkosa anak2..bener apa gak yaa? Jawaban : Pedophilia adalah orang dewasa yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur. Transvetisme adalah seseorang yang secara anatomis laki-laki, tetapi secara psikologis merasa dan menganggap dirinya seorang perempuan. Ia akan berperilaku dan berpakaian seperti perempuan untuk mendapatkan kegairahan seksual. Seorang transvestit memakai pakaian wanita (cross-dressing) sebagai pernyataan identifikasi dirinya wanita (fiminine identification). Bangkitnya rangsangan seksual dan orgasme menandakan kemenangan atas identifikasi feminim itu. Dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah banci atau waria. Pertanyaan ke 4⃣: Assalamu'alaikum mb dhona mau titip pertanyaan : Bagaimana cara menangani pelaku kajahatan anak yang masih di bawah umur ? Misal seorang bocah 10 th mencabuli teman sekelasnya. Pernah denger berita ini. jawaban : Untuk menangani pelaku kejahatan seksual di bawah umur, kita perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu Berdasarkan beberapa riset, penyimpangan seksual oleh anak di bawah umur bisa dari hal2 berikut : 1. kerusakan lingkungan tempat anak-anak tersebut tinggal. Bisa jadi, anak-anak yang menjadi pelaku pada contoh kasus di Jatinegara & Salatiga pernah menjadi korban, atau setidaknya pernah melihat orang dewasa melakukan tindakan pornografi untuk memenuhi kebutuhan seks dengan melihat gambar porno, cabul, atau membaca cerita-cerita porno. Jika sudah seperti ini, hal ini bukan lagi soal mengajari anak-anak tentang bagian tubuh mana yang tidak/boleh disentuh atau dilihat orang lain, tetapi harus lebih dari itu. Sebab, jika dipaksa, apalah arti mengatakan tidak. 2. Kedua orang tua bekerja, sehingga tidak ada pantauan utk gadget dan media sosial yang membuat manusia terasing, tontonan TV yang menjadikan bullying, umpatan dan kata-kata kotor sebagai candaan, pornografi, apatisme sosial, egoisme, rendahnya mutu pendidikan, serta tidak berjalannya kebijakan pemerintah turut menyumbang perilaku menyimpang tersebut. Mereka adalah anak-anak yang mengalami BLAST (Bored-Bosan, Lonely-Kesepian, Angry-Marah, Afraid-Takut, Stress-Stres, Tired-Lelah). Mereka dipaksa mampu baca tulis hitung sejak usia sangat kecil, perhatian orangtua hanya pada pelajaran semata, beban pelajaran sangat berat, belum lagi jika mengalami kekerasan di sekolah. Mereka kesepian, tidak tahu harus curhat pada siapa, wajar jika anak merasa stress. Akhirnya mereka mencari kegiatan yang membuatnya senang dan kebanyakan mereka menghabiskan waktunya dengan handphonenya. Handphone telah menjadi orangtua pengganti bagi mereka. Saran untuk menyikapi kasus tsb : 1. Bagi pelaku Program Studi/ praktisi Diharapkan sekiranya ada mahasiswa/ Praktisi/ akademisi/ tenaga medis yang tertarik untuk memberikan konseling secara intensif terhadap kasus yang serupa. 2. Bagi Masyarakat Luas Diharapkan mampu memberikan sedikit informasi kepada masyarakat luas dan secara khusus kepada keluarga-keluarga supaya lebih memperhatikan anak dalam berperilaku dan bergaul. Contohnya bagaimana perilaku bergaul dan apa saja yang dilakukan anak ketika di sekolah, di rumah ataupun selama berada diluar ketika bermain dengan teman-temannya. Apa saja yang mereka lakukan dan dengan siapa saja mereka bermain. Sehingga tidak akan ada lagi kasus yang serupa. Apabila ada kasus yang serupa, diharapkan orang tua mampu memberikan pengertian dan penjelasan terhadap anak-anaknya tentang benar atau tidaknya hal tersebut. 3. Bagi Sekolah Diharapkan sekolah mampu memantau lebih dalam perkembangan serta perilaku subjek ketika berada di sekolah. Sehingga dapat meminimalisir kejadian atau kasus yang serupa atau perilaku asusila yang lainnya 4. Bagi siswa Diharapkan kasus yang menimpa subjek dapat dijadikan sebuah pelajaran dan juga contoh perilaku yang tidak baik dan tidak pantas ditiru sehingga siswa- siswa dapat belajar dan lebih berhati- hati dalam bersikap dan juga berperilaku. 5. Bagi Orang Tua Diharapkan orang tua dapat lebih mengawasi perkembangan anak. Dengan siapa dia bermain, apa yang dia lakukan, tayangan apa yang sering di lihat. Serta bagaimana perilakunya ketika berada di sekolah. Dan juga diharapkan orang tua lebih memperhatikan apa yang akan orang tua lakukan dan katakan karena anak bisa saja mencontoh semua perilaku dan kata- kata yang orang tua ucapkan dan lakukan. 6. Adanya sanksi yang tegas Jika memang perbuatan yang dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan itu berupa perbuatan cabul yang diawali dengan rayuan terlebih dahulu maka perbuatan tersebut melanggar Pasal 76E UU 35/2014 yang menyatakan: “Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul.” Hukuman atas perbuatan tersebut diatur dalam Pasal 82 UU 35/2014 sebagai berikut: (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Dari rumusan pasal di atas terlihat bahwa tidak ada keharusan bahwa tindakan pidana tersebut harus dilaporkan oleh korbannya. Dengan demikian, delik pencabulan terhadap anak merupakan delik biasa, bukan delik aduan. Oleh karena itu, orang lain boleh melaporkan kejadian ini. Perlu diketahui pula bahwa dalam pasal tersebut tidak diatur mengenai siapa yang melakukan tindakan pidana tersebut, apakah orang yang sudah dewasa atau anak-anak. Oleh karena itu, anak-anak pun dapat dipidana berdasarkan pasal ini. Sumber : Davidson, G.C; J.M Neale; A.M Kring.Penerjemah Neormalasari Fajar. 2006. Psikologi Abnormal Edisi 9. Jakarta : Raja Grafindo Persada Junaedi, Didi. 2010. 17+ Seks Menyimpang tinjauan dan solusi berdasarkan al- Qur’an dan psikologi. Penerbit Sejuk PT. Wahana Semesta Intermedia http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt5125d3aaf3911/pasal-untuk-menjerat-anak-yang-lakukan-pencabulan Pertanyaan 5⃣ ( Mba Frisdayani) Kalau begini bisa dibilang penyimpangan juga kah mba? Anak perempuan yg tumbuh besar menjadi wanita dan ibu yang temperamen dan otoriter Temperamen ini lebih kepada perilaku manusia ya. Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Jadi ini bukan termasuk penyimpangan seksual, tapi bentukan perilaku _Pertanyaan 6⃣ (Mba Dini Nuraeni)_ Cara mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan seksual sejak usia muda ada ngga ya?? Coba menjawab yg ini ya Untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan seksual di usia muda, kita harus waspada dan coba mengamati dari beberapa faktor Faktor internal: Pernahkah si anak mengalami Krisis identitas ? Dan mengalami hal-hal di luar kebiasaannya seperti membentuk kelompok/geng, berpakaian dengan mode yang tidak sesuai, Atau Kontrol diri yang lemah dengan adanya perubahan perilaku & temperamen .. menjadi mudah marah atau justru menjadi lebih pendiam Faktor eksternal: 1. Amati Keluarga & Teman sebayanya, ada yang kurang baik atau tidam 2. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik, misal banyak terjadi pengrusakan atau adanya peredaran pornografi Jika ada kemungkinan2 di atas.. kita Harus lebih waspada dan peka utk mendeteksi adanya penyimpangan seksual pada remaja - pada dasarnya pengasuhan bukan sekadar membuat anak nyaman, imunisasi lengkap, dan memberikan asupan bernutrisi. Lebih dati itu, pengasuhan menurutnya adalah apa yang dilakukan orang tua untuk anaknya, sejak sang anak bangun tidur sampai anak tidur lagi.( menurut dokter spesialis kejiwaan ), ketika sang anak berperilaku berbeda dengan identitas gendernya, maka harus dipastikan terlebih dahulu bagaimana orientasi seksualnya. Karena orientasi seksual ini sulit diketahui kecuali dari pengakuan jujur dari yang bersangkutan. Pertanyaan 7⃣ (Mba Diah) Apakah perlu kita jelaskan detail tentang bahayanya pergaulan antara anak laki"dan perempuan yang terlalu dekat,sama anak usia sebelas taun? Was"si kaka suka ikut"an diajak temennya main sama Anak laki" ๐Ÿ™ˆ Untuk usia 11 tahun, kami ada referensi dari Ust. Harry Santosa (Buku FBE) mengenai apa yang harus dilakukan dan dijelaskan kepada anak mengenai seksualitas: Usia 11 – 14 tahun Usia ini sudah masuk tahap pre aqil baligh akhir dan pada usia ini mulailah switch/menukar kedekatan (Lintas gender) Dalam tahap ini membutuhkan kehadiran orang tua untuk membersamai anak. Oleh karena itu penting untuk kita memahami betul bahwa di setiap tahap usia, kita selalu dibutuhkan dalam tugas yang berbeda untuk gender anak yang berbeda Sebagai orang tua, kita juga perlu memperhatikan media yang ada di sekitar anak seperti TV, gadget, internet, dll. Pastikan bahwa kita tahu apa yang dlihat anak, kita dampingi anak ketika melihatnya dan berikan sudut pandang dan nilai yang tepat atas apa yang anak lihat. *PENUTUP * #fitrahseksualitas #fitrahestetika Seorang ibu berusia sekitar 26 tahun, berbusana muslimah sangat rapih, sudah memiliki seorang putra usia 5 tahun, dengan sedih mengatakan bahwa dia tidak pernah bisa menjadikan suaminya sebagai sosok pria yang dicintainya. Padahal menurutnya tiada yang kurang dari suaminya, dia tampan, gagah, bertanggungjawab, mencintai dirinya (istrinya), sangat sayang pada anaknya. Juga tidak ada lelaki lain di luar sana yang dicintai ibu itu, na'udzubillah. Ibu muda itu, sambil mencoba nampak tegar, mengatakan bahwa dia sudah berusaha keras mencintai suaminya dan sering berdoa meminta agar Allah menjadikan hatinya condong kepada suaminya, namun belum bisa. Di awal pernikahan memang ada rasa tertarik atau suka, namun perasaan itu tidak pernah bertambah, ya begitu begitu saja. Tadinya dia fikir ketika menikah maka rasa sukanya akan bertambah dan menjadi cinta, layaknya pasangan yang lain. Karena pernikahan seharusnya begitu bukan? Diawali rasa tenang, kemudian sayang lalu rasa cinta. Nyatanya tidak. Dia bahkan merasa tidak nyaman berada di dekat suaminya. Ibu muda itu amat gundah, bahkan dia bercerita beberapa kali nyaris melakukan hubungan sejenis dengan perempuan lain atau lesbi, alhamdulillah belum pernah kejadian. Tetapi jika begini terus, cepat atau lambat hal ini bisa saja terjadi katanya. Usut punya usut, ternyata ketika berusia 12 tahun, ayahanda dari ibu ini melakukan poligami, namun dengan cara yang tidak baik. Jarang pulang ke rumah dan sangat kasar. Dia mengaku sering ditampar dan dipukul ayahnya. Padahal di usia segitu, dia sedang membutuhkan kedekatan dengan seorang ayah. Inilah rupanya penyebabnya. Dalam kajian pendidikan berbasis fitrah, ditemukan bahwa anak perempuan yang tidak dekat dengan ayah atau tidak memiliki sosok ayah pada usia 11-14 tahun akan menyebabkan berbagai penyimpangan fitrah seksualitas. Gejala penyimpangan fitrah seksualitas yang paling umum adalah selalu haus akan sosok kasih sayang ayah atau cinta ayah. Mereka akan selalu mencari lelaki yang dapat memuaskan dirinya akan sosok ayah. Mereka bisa menjadi petualang cinta, (maaf) dari ranjang ke ranjang menukar tubuhnya dengan segenggam "rasa cinta ayah" yang hilang atau tidak pernah hadir dalam hidupnya. Ini fitrah seksualitas dan cinta yang menyimpang karena tidak terpenuhi pada tahapan masa pendidikan fitrahnya. Kehausan akan rasa cinta itu bagai fatamorgana yang tidak pernah terpuaskan. Konon sebuah riset mengungkapkan bahwa anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya di usia 11-14 tahun, ternyata 6 kali berpeluang menyerahkan tubuhnya pada lelaki yang dianggap dapat menjadi pengganti sosok ayahnya. Jika sudah menghantam masuk ke alam bawah sadar seperti ini maka harus ditangani serius agar sembuh. Akibat yang kedua, jika anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada usia 11-14 tahun, maka fitrah seksualitasnya akan menyimpang dalam bentuk membenci sosok ayah atau sosok lelaki, dia bahkan tidak mampu mencintai suaminya sendiri bahkan cenderung menjadi lesbian. Sosok ayah sama sekali tidak indah di hatinya. Lalu bagaimana dengan anak lelaki? Hampir serupa. Anak lelaki yang tidak dekat dengan ibunya atau tidak memiliki sosok ibu, terutama pada usia 11-14 tahun, akan mudah melecehkan perempuan, suka berpacaran atau playboy. Bahkan dalam kasus tertentu apabila anak lelaki membenci ibunya dengan amat sangat maka dia bisa menjadi gay. Anak lelaki yang tidak dekat dengan ibunya, biasanya kelak menjadi suami yang kasar terhadap istri karena tidak pernah memahami perempuan dari cara pandang perempuan terhadap perempuan. Ini diperoleh secara alamiah apabila dia dekat dengan ibunya atau sosok yang bisa menjadi sosok ibu baginya. Maka para orangtua terutama ayah kembalilah ke rumah, kewajiban utama adalah mendidik anak bukan mencari nafkah. Ketika anak anak beranjak remaja umumnya para ayah mulai menanjak karirnya, mulai menempati posisi penting dengan segala kesibukkannya. Pada fase ini beberapa ayah mulai kaya dan nampak mulai ingin menikah lagi atau menjadi genit kembali dsbnya sehingga mengabaikan pendidikan fitrah anak anaknya. Biasanya memboarding schoolkan anak yang belum aqilbaligh, usia 11-14 menjadi pilihan keluarga sibuk dengan beragam alasan, padahal fitrah seksualitas belum tumbuh benar. Ingat bahwa fitrah seksualitas harus tumbuh paripurna bersama kehadiran penuh ayahibunya melalui kelekatan yang intens sejak dalam kandungan sampai aqilbaligh. Banyak kasus LGBT terjadi di Boarding School di seluruh dunia. Itu karena memang semua fitrah manusia ini sejatinya harus terpenuhi dan berkembang termasuk fitrah seksualitas, jika tidak maka penyimpangan fitrahlah akibatnya. Lihatlah Siroh atau perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, beliau tidak pernah kehilangan sosok ayah dan sosok ibu sepanjang kehidupannya sejak dalam kandungan sampai aqilbaligh. Maka fitrah seksualitas beliau tumbuh indah paripurna menjadi peran lelaki sejati dan peran ayah sejati dengan cinta sejati. Salam Pendidikan Peradaban

24 September 2018

Game Level 11 #Day4 Fitrah Seksual

MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK USIA 7-14 TAHUN

Manusia Lahir Fitrah, Yaitu Membawa Potensi Baik
Manusia lahir dengan fitrah, yaitu suci dan berpotensi baik. Manusia lahir bukanlah sebagai kertas putih, Tuhan telah membekali dengan potensi potensi baik, ibarat gawai yang telah dilengkapi dengan aplikasi aplikasi canggih. Selain itu, Tuhan juga telah menjadikan otak manusia dilengkapi dengan bagian yang tidak dimiliki oleh mahluk manapun yaitu Pre-Frontal Cortex (PFC). PFC memiliki fungsi luhur akal budi, kemampuan berbahasa, merencanakan, memecahkan masalah, pengambilan keputusan dan fungsi kontrol. Inilah lagi lagi bukti bahwa manusia diciptakan Tuhan sebagai sebaik baik penciptaan.
Maka tugas orangtua untuk menjaga potensi baik anak anak agar tetap baik atau mengupayakan agar menjadi lebih baik ini, sesungguhnya telah dimudahkan oleh Tuhan, tetapi malah banyak orangtua yang justru abai atau bahkan merusaknya.
Dari berbagai rujukan paling tidak ada 7 fitrah atau potensi dasar manusia. Salah satunya adalah fitrah seksualitas.

Fitrah Seksualitas
Manusia dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Kelainan fungsi alat reproduksi yang bersifat biologis yang disebut interaksi atau Ambigua Genitalia adalah kelainan yang bisa di koreksi secara medis. Pada anak perempuan akan mewujud dalam bentuk fungsi memproduksi sel telur, mengandung, menyusui, dan merawat. Pada anak laki-laki mewujud dalam peran membuahi, melindungi dan menafkahi. Fitrah seksualitas tumbuh sempurna bersama melalui interaksi baik dengan ayah ibunya maupun dengan sekitarnya sejak dalam kandungan hingga usia baligh.

"Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu, yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan dari dirinya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali."
(An-Nissa [4]:1)

Menumbuhkan fitrah seksualitas anak usia 7 - 14 tahun
Melihat ulasan diatas kita dapat memahami bahwa kita terlahir sudah dengan fitrahnya. Fitrah yang seharusnya tetap terjaga sejak lahir hingga nanti dewasa. Sebagai orangtua, kita pun harus bisa menjaga fitrah pada anak agar tetap tumbuh subur sejak ia lahir sampai dewasa nanti.

Sumber : Buku Enlightening Parenting
Penulis : Okina Fitriani

22 September 2018

Game Level 11 #Day2 Fitrah Seksual

TANYA JAWAB ๐Ÿƒ Ikhwatun nisa Menurut data KPAI tahun 2017 bahwa kasus LGBT adalah kasus terbesar kedua di indonesia kan, berarti sudah banyak sekali orang yg terkena kasus LGBT ini, jadi Bagaimana Cara melindungi dan menjaga anak2 kita dari orang2 LGBT yang bisa kapan saja mereka temui di lingkungan sekitarnya? Bagaimana tanggapan dari kelompok 5. Terima kasih JAWABAN : Tentu saja fitrah seksualitas dan fitrah individualitas mereka harus dididik dan ditumbuhkan dengan sebaik baiknya melalui kelekatan yang mendalam bersama para orangtuanya sejak tahapan usia 0- Aqilbaligh di usia 15 tahun. Bonding time saat membersamai anak-anak yang baik dari ayah dan ibu inilah yang kelak menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan sempurna dan berjalan sebagaimana perannya nanti saat dewasa. cara melindungi dari LGBT: 1.bangun kedekatan dengan anak, karena dengan hubungan yg dekat dgn anak, insyaAllah anak akan terbuka & mau sharing sama kita. 2.hentikan kesalahan pengasuhan mulai saat ini, seperti mengancam kosong, labelling, dll karena ini bisa membuat kita menjadi orang tua yg inkonsisten di depan anak.. resiko nya jika ttp melakukan kesalahan pengasuhan : kata2 kita ngga ada artinya di mata anak (anak ngga percaya sama kita) 3.tumbuhkan rasa cinta kepada Allah dengan senantiasa menumbuhkan syukur.. dengan syukur maka akan tumbuh ketaatan, dengan sendirinya anak akan patuh pd aturan Allah 4.melakukan briefing/roleplaying, bagaimana sikap yg perlu kita tunjukkan kepada orang yg terkena penyimpangan seksual.. ini bisa disesuaikan dgn keluarga masing2.. jika merasa tidak bisa membantu, maka lebih baik dihindari drpd terpengaruh.. namun ttp ajarkan menghindar/menolak dengan cara yg sopan & ttp saling menghormati_ TANGGAPAN : Makasi mba2 kelompok 5 atas jawabannya, masalah pengasuhan ini mba yg masih harus belajar banget biar gak salah asuh, dan kedekatan anak dengan ayahnya jg masih harus dilatih, biar mau terbuka anak2 nya ya. JAWABAN: kunci kedekatan anak dengan ayah juga ada pada bagaimana ibu berinteraksi dengan menyenangkan dgn anak & ‘menularkan’ kebahagiaan tentang dekat dengan anak.. supaya ayahnya ngeces2 kepengen deket anaknya juga.. hindari : mengeluhkan perilaku2 anal di rumah yg membuat kita lelah.. jika ingin meminta pendapat dr suami utk bekerjasama maka selesaikan emosi & ajak brainstorming : menurut ayah solusi nya jika anak kita perilaku nya seperti ini gimana ya? ๐Ÿƒ Yeni Bagaimana memberikan pengertian ke anak jika lingkungan kebanyakan anak perempuan sedangkan anak sy laki2...karena pengaruh lingkungan sangat kuat yang dimana si anak selalu ikut main k anak2 perempuan tsb JAWABAN : 1. kita perlu buat aturan yg jelas di keluarga, mengenai permainan apa yg boleh & tidak boleh dilakukan bersama teman perempuan.. misalnya : main dandan2an, main makeup2an dll yg boleh main apa dong : contoh main sepeda bareng, main permainan tradisional dll 2. kalau aturan udah fix, jelaskan ‘why’ nya kenapa kita ngga boleh main dandan2an : karena make up dll itu hanya utk perempuan, sementara kakak laki2.. makeup bukan utk laki2 dll — boleh memasukkan value2 yg diinginkan sesuai value keluarga masing2 3. roleplaying bagaimana menolak ajakan jika diajak main perempuan & bagaimana cara mengajak main yg netral misalnya.. semua aturan yg ditetapkan perlu kita pikirkan baik2 skenario apa yg mungkin terjadi, kemudian ajarkan anak melakukan roleplaying 4. apresiasi anak jika berhasil bermain dengan baik dgn teman lawan jenisnya.. apresiasi tidak perlu yg materil misalnya : makan kue buatan bersama2, piknik ke taman dll 5. berikan teguran efektif, ingatkan pd kesepakatan/aturan & fokus pada solusi tentu mendampingi anak saat bermain jika memungkinkan.. jika tidak, buat aturan utk saling menceritakan apa yg terjadi saat anak tidak bersama kita. ๐ŸƒDhian Farrah Di poin usia 2-5th dijelaskan mengenai permainan anak perempuan dan laki-laki yang berbeda dan jk terbiasa utk dibedakan maka anak2 akan paham akan gendernya masing2. Saya menangkapnya begitu. Berarti memang seharusnya dibedakankah? Atau ada batasan tertentu mengenai hal ini? JAWABAN: Perlu dibedakan itu untuk permainan2 yg berhubungan dengan peran gender, tapi sebenernya ngga terlalu banyak sih permainan yg mesti dibedain gender nya.. beberapa di antaranya : - ketika anak laki2 main boneka, oke jika dia berperan sebagai ayah nya si boneka yg mengganti popok, memandikan dll.. yg ngga boleh : ya kalau anak laki2 nya menyusui si boneka nya, atau hamil - main dandan2an / salon2an.. ini cukup jelas ya udah dijawab di pertanyaan sebelumnya ๐Ÿƒ Halimah Bagaimana cara menghadapi anak Trouble Maker? JAWABAN : Menghadapi anak trouble maker. Setiap anak dimanapun berร da pasti bertemu dengan karakter pengganggu. * kuatkan mental anak untuk siap menghadapi lingkungan yang tidak diinginkan. * komunikasikan dg orang tua nya jadi gini, ini ‘rumus umum’ menghadapi perilaku anak yg ngga sesuai sebenernya (applied to every kids kayanya) 1. kita harus paham dulu bahwa anak itu fitrah nya baik.. jd perilaku yg menurut kita trouble maker ini pasti ada ‘alasan’ di balik itu.. bisa jd anak ini ngga ada temennya jadi cari perhatian atau kebanyakan nntn sinetron misalnya 2. kalau ketemu ‘alasan’ nya baru cari solusi nya sama2, kalau anaknya bukan anak kita, kita rapport building/pdkt dulu sama orangtuanya, trs ngobrol2 baik2 menyampaikan concern kita, sambil ditanya : apa yg bisa aku bantu? kalau orgtuanya ngga tertarik dgn solusi kita, ya kita deketin anaknya sambil nanti kita install2 value yg baik ke anak itu.. dgn berbagai cara yg possible kita lakukan 3. kalau anaknya anak kita, tentu kita cari solusinya sendiri dengan memperhatikan ‘alasan’ dibalik perilaku nya.. anak2 itu perlu kita bantu & masih bisa kita ajarin..